POTRET LINGKUNGAN PENDIDIKAN DI TANAH AIR

Agustus 02, 2012


Oleh: M. Damara Suksma K*

Lembaga pendidikan merupakan rumah bagi manusia yang akan membangun peradaban. Sekali lagi, pendidikan adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan sebuah bangsa.

Manusia sangat bergantung pada keadaan lingkungan sosial. Salah satu contohnya adalah lingkungan pendidikan. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk kemajuan suatu negara. Suatu bangsa dapat dilihat sebagai bangsa yang maju atau mundur dari kualitas pendidikan yang ada di negaranya, sebab pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa.

Saya bertempat tinggal di Jalan Daksinapati, yang masih satu kompleks dengan sebuah universitas terkemuka di Jakarta. Karena tinggal di lingkungan kampus, wajar jika para mahasiswa berlalu-lalang di sekitar tempat tinggal saya. Kegiatan para mahasiswa berlangsung dari pagi hingga malam. Hal yang lumrah jika mereka beraktivitas sampai malam hari dikarenakan kegiatan kampus yang padat. Tetapi, akan berbeda jika mereka beraktivitas dikarenakan hal yang tidak ada sangkut-pautnya dengan kegiatan kampus.

Saya sering mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan mahasiswa universitas tersebut. Hal yang menarik perhatian saya adalah kegiatan para mahasiswa pada saat malam hari yang kebetulan dilakukan di sekitar tempat tinggal saya. Kegiatan tersebut kadang berlangsung hingga pagi.

Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, saya melihat terdapat dua golongan mahasiswa dalam hal mengisi waktu luangnya. Yang pertama, mahasiswa yang mengisi waktu senggangnya dengan hal-hal positif dan produktif, seperti berdiskusi. Kedua, mahasiswa yang mengisi waktu senggangnya dengan hal-hal yang kurang produktif.

Tak bisa disangkal bahwa kegiatan nongkrong sudah menjadi tradisi bagi sebagian besar mahasiswa. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terciptanya kondisi tersebut. Pertama, lingkungan akademis atau tradisi keilmuan yang tidak kondusif. Hal semacam ini membuat mahasiwa mengalami kekosongan orientasi, didera kebosanan, serta tidak terpacu untuk melakukan hal penting terkait statusnya sebagai mahasiswa.

Kedua, fasilitas pendidikan dan penunjang lainnya tidak memadai, sehingga membuat mahasiswa frustasi dan mencari penyaluran lain untuk beraktifitas. Ketiga, sistem yang tidak cocok dengan kebutuhan dan tuntutan. Keempat, rendahnya motivasi dari masing-masing individu untuk maju dan berkembang.

Perilaku dari sekelompok mahasiswa yang saya amati bisa jadi tidak merepresentasikan keseluruhan dari perilaku mahasiswa di negeri ini. Dalam pengamatan ini setidaknya bisa melihat gambaran riil bahwa hal seperti ini masih ada di kalangan penerus generasi bangsa. Mungkin ini adalah sedikit dari banyak faktor yang membuat pendidikan di negera kita kurang maju.

Manajemen waktu dan pendewasaan berfikir manusia akan sejalan dengan perencanaan yang matang yang harus dibuat oleh setiap individu guna mencapai tujuan yang diinginkan. Idealnya mahasiswa sudah memiliki kematangan sosial untuk membangun diri menjadi manusia yang paripurna dan berkarakter.

Untuk mencapai semua itu tentu perlu sebuah perencanaan yang matang guna membangun sistem pendidikan nasional yang mengarah pada pembangunan SDM yang sesuai dengan kebutuhan. Beberapa perencanaan tersebut adalah memperbaiki sistem dan melengkapi fasilitas, serta menciptakan kondisi lingkungan yang kental dengan nilai kultur akademis, sehingga mahasiswa akan lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan akademis yang bermanfaat. Hal ini penting dan membutuhkan dukungan semua pemangku kepentingan.

*Siswa SMA Labschool Jakarta
 
Design by Pocket