Gelandangan Ibu Kota

Agustus 02, 2012



Oleh: Charlie*

Sudah menjadi rahasia umum, Jakarta tidak hanya dihuni oleh kalangan menengah atas, tetapi juga mereka yang berasal dari kelas bawah. Tidak hanya mendapat predikat sebagai masyarakat dari kalangan bawah, sebagian dari mereka bahkan mendapat predikat gelandangan. Mereka adalah para pendatang yang mengadu nasib ke Jakarta tanpa dibekali dengan keterampilan dan kemampuan yang kompetitif sehingga tersingkirkan. Kebanyakan dari mereka datang dari desa.

Gelandangan tidak terlepas dari permasalahan Jakarta sebagai kota besar. Munculnya gelandangan bukan tanpa sebab. Banyak faktor yang mendukung menjamurnya gelandangan di kota ini, di antaranya adalah faktor ekonomi, pendidikan dan politik. Di daerah pedesaan biadanya memiliki jenis pekerjaan yang homogen, seperti berkebun, bertani atau berdagang. Adapun kegiatan ekonomi yang terjadi di sini biasanya lebih berdasarkan faktor kedekatan atau kekeluargaan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pemasukan yang didapat dari kegiatan ekonomi terbilang kecil. Pertumbuhan ekonomi pun lamban. Sedangkan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi biasanya selalu mengalami perkembangan. Kebanyakan masyarakat di desa berpikir untuk mencari penghasilan tambahan di kota besar, dalam hal ini Jakarta.  Namun sayangnya, mengadu nasib di Jakarta tidak dibekali dengan kemampuan dan keterampilan yang memadai. Hal itu terjadi karena rendahnya tingkat pendidikan di desa.

Dengan semakin banyaknya para pendatang ke Ibu Kota, maka penduduk semakin bertambah. Sayangnya dalam hal ini wilayah Jakarta tidak mengalami perluasan. Akibatnya, terjadi kepadatan penduduk. Ada pendatang yang bisa bertahan dan sukses, namun tidak sedikit pula yang menjadi gelandangan, karena keterbatasan biaya hidup. Alhasil, mereka hidup di jalanan dan membangun perumahan liar yang membuat kumuh.

Masalah gelandangan tidak terlepas dari masalah kemiskinan. Dalam hal ini, pemerintah bertanggung jawab penuh. Seharusnya, pemerintah mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang luas. Selain itu, pemerintah juga harus meringankan biaya pendidikan, supaya masyarakat kalangan bawah dapat menyentuh pendidikan yang berkualitas. Jika mereka mendapat pendidikan yang layak, maka mereka juga akan hidup dengan layak.

*Siswa SMA Labschool Jakarta
 
Design by Pocket