Interaksi: Jembatan Menuju Perubahan Budaya

Agustus 02, 2012


Oleh: Tania Safira*

Interkasi dapat digolongkan ke dalam interaksi individu dengan individu, individu dengan kelompo, dan kelompok dengan kelompok. Interaksi bisa bersifat lansung dan tidak lansung. Interaksi secara lansung dapat dibuktikan dengan adanya perkembangan bahasa asing dan penikahan campuran. Jika secara tidak langsung, dapat dibuktikan dengan adanya sarana internet yang semakin berkembang, perkembangan itu mebuktikan bahwa sarana tersebut sangat diminati oleh banyak orang.

Kerjasama yang dilakukan juga merupakan sebuah interaksi yang terjadi hampir di seluruh negara. Itu menjelaskan bahwa kita sebagai seorang individu atau kelompok sangat membutuhkan interkasi sosial. Menurut Prof. Dr. Soejono Soekamto, interaksi sosial adalah kunci sebuah kehidupan sosial, tidak ada interkasi berarti tidak mungkin ada kehidupan bersama.

Jika kita amati, kedatangan turis asing sering dianggap membawa efek negatif bagi bangsa ini. Sehingga, tak jarang masyarakat menghujat turis tersebut. Ada juga cotoh lain tentang interaksi antara individu dengan kelompok, misalnya seorang relawan yang berasal dari luar negeri ingin mengajarkan anak-anak kecil yang tidak bisa belajar di sekolah formal. 

Interkasi sosial ini dapat menimbulkan efek positif dan negatif. Efek positif di antaranya adalah informasi dari turis tersebut dapat menambah pengetahuan, perkembangan bahasa asing menjadi semakin beragam, teknologi pun menjadi lebih maju dan terjalinnya kerjasama internasional. Beberapa efek negatif pun ada, yakni pernikahan campuran yang nantinya akan menyebabkan permasalahan status kewarganegaraan anak. Yang paling parah, terjadinya asimilasi kebudayaan.

Dulu, dalam budaya kita sangatlah mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup. Akan tetapi, akibat masuknya budaya luar mengakibatkan perubahan cara berpakaian. Contoh lain adalah makanan, kini masyarakat lebih memilih makan di restoran asing seperti Pizza Hut, KFC, CFC, AW, Burger King, dan sebagainya. Selain itu, banyak juga seni-seni yang hilang karena adanya pengaruh budaya dari luar.  

Indonesia adalah bangsa majemuk yang terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya. Terdiri dari berbagai suku, yang mendiami ribuan pulau. Masing-masing suku bangsa memiliki keanekaragaman budaya tersendiri dan terdapat nilai-nilai sosial, juga seni yang tinggi. Saat ini kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan kebudayaannya sendiri. Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar dan karakter mayarakat Indonesia yang suka meniru.

Jadi, interkasi memiliki efek positif dan negatif. Perkembangan interaksi ini akan sangat luas sehingga kita tidak dapat mengetahui secara pasti, mana yang baik dan buruk, karena segala sesuatunya akan menjadi relatif. Namun, kita masih dapat menentukan sikap sebagai bentuk perlawanan efek negatif dari interaksi. Hal penting yang harus kita ingat adalah jangan pernah melupakan tradisi atau budaya nenek moyang kita. Karena, tradisi atau budaya memiliki banyak fungsi sebagai benteng untuk menghadapi era globalisasi.

*Siswa SMA Labschool Jakarta
 
Design by Pocket