PENYIMPANGAN DALAM MENCARI JATI DIRI

Agustus 02, 2012


                                                          Oleh: Rani Siti Khodijah*

Jadilah remaja yang positif dan pintar dalam memilih jalan kehidupan.

Sangat banyak permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia. Tetapi, pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja dalam menemukan jati dirinya. Saya sering melihat peristiwa-peristiwa yang menyangkut hubungan sosial para remaja, termasuk diri saya sendiri. Di setiap sekolah pasti akan selalu ada penyimpangan yang terjadi di kalangan remaja. Pada masa SMA, remaja sangat membutuhkan pengakuan dari teman-temannya. Biasanya fenomena ini disebut sebagai remaja haus akan eksistensi diri.

Eksis yang dimaksud adalah terkenal dan populer. Remaja yang baik akan mencari eksistensi dirinya dengan mengikuti berbagai kegiatan positif sehingga mereka dikenal akan prestasi dan keaktifannya. Contoh kegiatan positif adalah mengikuti berbagai lomba akademik seperti mengikuti Olimpiade Sains Nasional. Adapula kegiatan positif lainnya seperti mengikuti kegiatan non-akademik seperti pertandingan Bola Basket antar SMA, lomba kreativitas seni dan sebagainya.

Kegiatan-kegiatan tersebut bukan hanya akan memberikan eksistensi kepada pelaksananya, tetapi juga memberikan manfaat yang positif untuk masa sekarang dan masa depan. Jika kita mengikuti berbagai lomba akademik maupun non-akademik, kita dapat memperlajari lebih awal tentang pelajaran yang belum dipelajari di sekolah, sehingga kita dapat mengikuti dengan mudah pelajaran itu ketika dipelajari di sekolah. Manfaat untuk masa depannya adalah kita dapat menggunakan prestasi itu sebagai bahan untuk mencari beasiswa saat kita meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, kita juga dapat menggunakannya untuk mencari kedudukan saat kita bekerja.

Saat ini, hanya sedikit remaja di Indonesia yang melakukan kegiatan positif dalam memanfaatkan masa remajanya. Kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk menjadi manusia yang bergantung pada keadaan. Teknologi yang semakin berkembang membuat mereka menjadi malas untuk belajar dan berkreasi. Di samping itu, perilaku menyimpang remaja juga dapat dilihat dari cara mereka memanfaatkan masa-masa sekolahnya. Tidak sedikit remaja di Indonesia yang sering membolos karena tidak suka terhadap pelajarannya atau tidak suka terhadap guru yang mengajar. Kebanyakan remaja yang suka membolos akan terjerumus pada pergaulan bebas.

Uang yang diberikan oleh orangtua tidak dimanfaatkan dengan baik. Tidak sedikit remaja yang memanfaatkan uang tersebut untuk berfoya-foya di klub malam. Mereka berfikir bahwa apa yang mereka lakukan adalah sesuatu yang membuat mereka bangga dan senang. Mereka berfikir bahwa  mecari jati diri adalah dengan cara bersenang-senang, tanpa memikirkan masa depan yang akan mereka hadapi. Kehidupan remaja yang terus memburuk dapat merusak masa depan bangsa. Menurut pengamatan saya, perilaku negatif dari pencarian jati diri yang remaja lakukan dikarenakan oleh beberapa faktor, yakni faktor dari dalam dan luar dirinya.

Faktor dalam (internal) yang dimaksud adalah faktor yang terdapat dalam dirinya yang berupa niat, kemauan dan sesuatu yang ia rasakan. Faktor luar (eksternal) yang dimaksud adalah faktor yang terdapat di luar dirinya (keluarga, organisasi, sekolah dan teman-teman). Akan tetapi faktor lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku remaja tersebut.

Kebanyakan dari remaja yang berperilaku menyimpang dalam mencari jati dirinya adalah remaja yang mempunyai latar belakang keluarga yang tidak baik (broken home). Faktor lingkungan lainnya adalah faktor lingkungan di mana ia berada, seperti sekolah dan tempat kursus. Di sana banyak orang yang memberikan pengaruh positif maupun negatif. Dalam lingkungan tersebut, terdapat beberapa kelompok yang menurut para remaja mempunyai tingkatan eksistensi yang berbeda. Jika remaja tidak mempunyai sikap atau pendirian, mereka akan memilih untuk bergabung dengan kelompok yang memberikan pengaruh negatif. Hal seperti itu tidak jarang terjadi di kalangan remaja yang menyebabkan meningkatnya jiwa-jiwa pemuda yang tidak berprestasi.

Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa penyimpangan sosial tidak jarang terjadi pada kalangan remaja. Yang harus dilakukan untuk mencegah berkembangnya kesalahan remaja dalam menemukan jati dirinya adalah menumbuhkan situasi yang membuat para remaja nyaman di tempat tersebut. Selain itu, meciptakan kesadaran pada diri remaja untuk menjadi seorang yang dapat memanfaatkan masa remajanya dengan cara-cara positif, seperti beprestasi dan membawa nama baik bangsa di mata dunia.

*Siswa SMA Labschool Jakarta

 
Design by Pocket