Menyorot Perilaku Konsumtif Remaja

Agustus 02, 2012

Oleh: Yorriz Rheza

Konsumtif sering diartikan sama dengan kata konsumerisme. Padahal, konsumerisme lebih mengacu pada segala sesuatu yang berhubungan dengan konsumen. Sedangkan konsumtif lebih khusus menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal.

Memang belum ada definisi yang memuaskan tentang kata konsumtif ini. Namun, konsumtif biasanya digunakan untuk menunjuk pada perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok.

Jika seorang remaja mempunyai penghasilan Rp. 500.000,- setiap minggunya, ia membelanjakan Rp. 400.000,- dalam waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Sisa Rp. 100.000,- yang kemudian ia belanjakan sepasang sepatu, karena sepatu yang dimilikinya untuk bekerja sudah rusak. Dalam hal ini, orang tadi belum dapat dikatakan konsumtif. Tapi, apabila uang Rp. 100.000,- ia belanjakan untuk sepatu yang sebenarnya tidak ia butuhkan (apalagi ia membeli sepatu seharga Rp. 200.000,- dengan kartu kredit), maka ia dapat dikatakan konsumtif.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa remaja yang konsumtif itu disebutkan juga sebagai remaja yang boros, membeli barang yang tidak diperlukan untuk kebutuhan hidupnya, atau membeli barang hanya untuk memuaskan dirinya tanpa ada guna yang signifikan dari barang itu sendiri.

Dulu, remaja tidak sekonsumtif remaja saat ini. Hal tersebut dikarenakan remaja jaman dulu belum terpengaruh oleh globalisasi yang menyebabkan remaja sekarang banyak menghabiskan uang untuk hal yang tidak perlu. Globalisasi sangat memengaruhi perilaku konsumtif remaja, karena saat ini remaja lebih cenderung “ikut-ikutan”. Contohnya, Adit memakai BlackBerry, kemudian teman-temannya tidak mau kalah. Sehingga, mereka berusaha untuk membeli BlackBerry yang tidak mereka perlukan selain hanya demi fashion semata.

Remaja yang konsumtif dapat merugikan dirinya sendiri serta orang lain. Jika sekarang ia sering meminta uang pada orangtuanya. Kelak, ketika ia tidak mendapatkannya lagi, ia akan mencari alternatif lain untuk mendapatkan uang demi memenuhi kepuasannya. Di masa yang akan datang pun, remaja tersebut tidak akan dapat mengontrol pengeluaranya sehingga ia akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Solusinya, biasakanlah dari sekarang hidup hemat dan belajar untuk lebih mementingkan kebutuhan pokok. Selain itu, membiasakan diri untuk tidak terpengaruh oleh orang lain, jika memang ingin membeli barang usahakan karena butuh, bukan karena ingin. Dengan begitu, perilaku konsumtif tak akan hinggap pada diri kita.

*Siswa SMA Labschool Jakarta
 
Design by Pocket