Prom
Night biasanya
diadakan sebagai hadiah bagi para siswa yang sudah menyelesaikan tiga tahun
masa sekolah, baik SMP ataupun SMA. Acara ini menjadi kesempatan terakhir para
siswa untuk tampil berbeda di hadapan teman sekolah. Untuk itu, mereka yang
hadir akan tampil semenawan mungkin. Mencari model pakaian, rambut, make up dan aksesoris untuk Prom Night selalu jadi kesibukan
tersendiri bagi para siswa yang ingin tampil sempurna, terutama bagi perempuan.
Biasanya mereka akan berdandan sesuai dengan fashion yang sedang tren.
Sebelum
mendeskripsikan fashion ala Prom Night, terlebih dahulu saya akan
menjelaskan apa itu fashion. Menurut
David Chaney, “Fashion menunjuk pada
seluruh cara penggunaan barang, jasa, dan hiburan di mana ekspetasi sosial yang
menentukan pilihan-pilihan individual terus menerus berubah, dan diharapakan
untuk berubah, baik melalui waktu ataupun di dalam dan di antara
kelompok-kelompok sosial.”[1] Fashion dianggap sebagai salah satu cara
bagi suatu kelompok untuk mengidentifikasi dan membentuk dirinya sendiri
sebagai suatu kelompok. Selain
itu, Fashion juga dilihat sebagai alat untuk mengekspresikan
substansi diri, sekaligus sebagai alat untuk menangkap esensi diri.
Maka
dari itu, dalam Prom Night fashion
menjadi hal yang sangat penting. Gaun, tuksedo, make up, gaya rambut dan aksesoris merupakan beberapa hal yang
diburu oleh para remaja menjelang Prom
Night. Bahkan mereka rela mengeluarkan sejumlah uang demi mendapat gaya
yang mereka inginkan. Tidak hanya uang yang dikorbankan, para remaja tersebut
juga mengorbankan banyak waktu hanya untuk tampil maksimal dalam Prom Night. Pasalnya, apa yang mereka
kenakan saat Prom Night dipercaya
mampu menunjukkan siapa diri mereka dan dari mana mereka berasal.
Fashion memang terkait
dengan apa yang tampak di permukaan. Namun, fashion mencerminkan sesuatu
yang lebih dalam, yakni praktek-praktek sosial yang sedang diterima oleh
masyarakat pada suatu waktu dan tempat tertentu. Di dalamnya terkandung gaya
berpakaian, make up, gaya rambut,
aksesoris, dan sebagainya.
Fashion menjadi sarana
bagi orang untuk menciptakan identitas diri seutuhnya. Sehingga mereka mampu
menemukan kenyamanan di dalamnya. Fashion diciptakan sekaligus
menciptakan manusia yang membuatnya. Maka, saat ini fashion bukanlah
sekedar industri, melainkan medium untuk mengenali dan menyalurkan hasrat
manusia. Hal inilah yang membuat fashion
menjadi beragam. Fashion pun dianggap sebagai simbol dari pembebasan.
Dalam Prom Night, pembebasan tersebut
terwujud manakala seseorang mampu menggunakan apa yang mereka kehendaki,
sehingga mereka mampu menunjukan identitas mereka seutuhnya.
Perkembangan
fashion tidak terlepas dari peran
media. Kini, media banyak menawarkan gaya hidup di seputar perkembangan tren
busana, percintaan dan waktu senggang yang turut membentuk youth culture. Misalnya, ketika menjelang Prom Night media menampilkan berbagai model pakaian, aksesoris, make up dan sebagainya. Dalam hal ini,
media menjadi agen yang paling berpengalaman menampilkan dan menciptakan
sesuatu yang populer dalam kehidupan remaja.
Terlepas
dari itu, pada dasarnya fashion sudah
menjadi kebutuhan hidup bagi sebagian besar orang. Dalam sebuah ruang dan
waktu, seseorang akan tampil berbeda karena tuntutan kedua hal itu. Seperti
halnya dalam Prom Night, mereka yang
hadir dituntut untuk tampil sesuai dengan tempat dan tema acaranya.
[1] David Chaney, Lifestyles: Sebuah Pengantar Komprehensif,
(Yogyakarta: Jalasutra, 2011), hlm. 214.