Sekilas Tentang Prom Night (2)

Oktober 04, 2012


Foto: Dokumentasi Pribadi


Selesai UN tidak sedikit sekolah yang mengadakan acara perpisahan. Acara ini merupakan momen yang paling ditunggu para siswa, apalagi kalau lulus SMA. Acara tersebut bertujuan untuk melepas siswa kelas XII yang selama tiga tahun mengikuti kegiatan pendidikan. Selain itu, acara perpisahan sekolah merupakan ajang mengenang kembali kegiatan ketika masih SMA sekaligus menambah keakraban sesama kawan sekolah.
Perpisahan sekolah biasanya diselenggarakan dalam bentuk pesta. Sampai saat ini pesta perpisahan sekolah masih sering dilakukan, bahkan menjadi hal yang wajib bagi setiap sekolah. Acara ini menjadi spesial karena di dalamnya semua warga sekolah berkumpul untuk merayakan kelulusan sekaligus perpisahan.
Pesta perpisahan diselenggarakan dengan konsep yang beragam, mulai dari yang sederhana hingga yang mewah. Namun, saat ini acara perpisahan lebih sering diselenggarakan secara mewah, khususnya di Jakarta. Perubahan konsep acara dari yang sederhana[1] menjadi mewah[2] pun diterima dengan baik oleh sebagian besar siswa. Biasanya enam bulan sebelum acara berlangsung mereka sudah mempersiapkan acara tersebut.
Semakin berkembangnya acara perpisahan dengan konsep mewah, para siswa semakin berlomba-lomba untuk merancang acara sesempurna mungkin, seolah acara merekalah yang paling mewah dan berkesan. Acara perpisahan memang sengaja dibentuk sedemikian rupa supaya meninggalkan kesan yang mendalam bagi para tamu. Merancang sesuatu yang berkesan tentu saja menghabiskan banyak waktu, tenaga dan biaya. Seperti apa yang banyak dilakukan para pelajar saat ini, mereka rela berkorban banyak hal demi mewujudkan acara perpisahan yang mereka sebut sebagai Prom Night.
Dalam acara tersebut, para siswa akan berlomba-lomba menjadi yang tercantik dan tertampan. Fashion menjadi hal terpenting dalam acara ini, karena fashion dipercaya dapat “berucap” banyak tentang identitas pemakainya. Fashion yang merupakan bagian dari gaya sudah menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan oleh para remaja, sehingga mereka tidak merasa rugi mengeluarkan banyak modal untuk menjadi sosok yang fashionable.
Dalam acara Prom Night, siswa berkesempatan untuk tampil segaya mungkin dengan fashion yang sedang tren di hadapan teman-teman sekolah yang selama ini melihat mereka sebagai pelajar yang selalu menggunakan seragam. Maka tak heran, jika Prom Night menjadi penting di kalangan mereka, karena acara ini tidak sekedar acara perpisahan, melainkan suatu ruang sosial untuk menunjukan eksistensi diri. Lebih dari itu, Prom Night juga dianggap sebagai suatu ajang yang menandakan masa peralihan, dari masa remaja menuju dewasa.
Dengan mengatasnamakan perpisahan, Prom Night pun terselenggara. Meski mengeluarkan banyak biaya, namun kebanyakan siswa merasa puas jika mereka mampu menyelenggarakan Prom Night. Semakin mewah acaranya, semakin mereka merasa puas. Pasalnya, Prom Night menjadi gengsi tersendiri di kalangan pelajar. Setelah mereka lulus dan masuk perguruan tinggi, Prom Night menjadi perbincangan yang hangat. Masing-masing dari mereka akan membicarakan pengalaman Prom Night di SMA. Gengsi tersebut terbentuk manakala Prom Night telah dianggap menjadi sesuatu yang penting dan memiliki nilai yang tinggi. Prom Night telah dikonstruksi sebagai acara berkelas yang dibentuk menurut selera[3] kelas atas.
Maka dari itu, kini Prom Night menjadi acara rutin tahunan di beberapa sekolah di Indonesia. Dari tahun ke tahun konsepnya selalu diperbaharui, dari klasik sampai modern, hal ini disesuaikan dengan perkembangan selera remaja yang kebanyakan dibentuk oleh media. Penyebaran Prom Night pun tidak terlepas dari peran media. Dalam media, Prom Night disajikan dengan kemasan yang menarik, misalnya disajikan dalam Film. Film merupakan media yang banyak digandrungi, peminatnya pun tidak memiliki batasan umur.
Selain film, majalah menjadi pilihan menarik lainnya bagi para remaja. Majalah merekomendasikan Prom Night sebagai acara yang wajib bagi para remaja. Menjelang akhir tahun ajaran, kebanyakan majalah menyajikan ulasan tentang Prom Night, yang biasanya dikemas dalam rubrik tips.
Tidak hanya majalah dan film, dengan mengakses internet remaja pun dapat menggali informasi tentang Prom Night. Bahkan, banyak pula novel yang menceritakan tentang Prom Night. Melihat latar belakang tersebut, rasanya hal yang wajar jika Prom Night mampu berkembang hingga saat ini.
Melalui media-media tersebut Prom Night dapat masuk ke sekolah. Dalam hal ini media menjadi ajang tempat gaya hidup disebarkan ke wilayah-wilayah yang menjadi sasaran bidik para industriawan media, seperti sekolah. Peneliti mengamati, kini sekolah telah berubah menjadi ajang pementasan gaya hidup yang sedikit-banyak sudah terkomersialkan.
Sebut saja Prom Night, di Amerika acara ini telah menjadi ruang pertunjukan gaya hidup di kalangan remaja. Dalam acara ini mereka akan menghabiskan biaya demi tampil sempurna, bukan untuk menerima predikat siswa paling berprestasi, tapi untuk menjadi Prom King and Queen. Di Indonesia sendiri tidak jauh berbeda, dalam Prom Night para siswa dapat secara bebas menunjukan eksistensi mereka sebagai remaja.



[1] Pesta perpisahan yang sederhana biasanya dilakukan di gedung sekolah, tidak menyewa gedung lain. Pakaiannya pun tradisional, kebaya untuk perempuan dan kemeja untuk laki-laki.. Rangkaian acaranya pun terbilang biasa, seperti sambutan-sambutan, dimeriahkan oleh hiburan dari siswa (band, award, drama dan pembacaan puisi), tanpa mengundang bintang tamu (artis), kemudian makan bersama, saling bermaafan dan ditutup dengan doa bersama.
[2] Pesta perpisahan dengan konsep mewah biasanya dilakukan di gedung luar sekolah, seperti hotel bintang lima (berskala internasional) dengan dekorasi yang eksklusif. Untuk acara ini ditentukan dresscode-nya, namun pada umumnya perempuan memakai gaun dan laki-laki memakai tuksedo. Kebanyakan tamu yang hadir pun membawa kendaraan pribadi, seperti mobil. Rangkaian acaranya pun terbilang modern dan beragam, seperti pemutaran video, musik (biasanya menampilkan artis ternama), tukar gelang (simbol persahabatan). Dalam acara ini, makan dan doa bersama bukanlah kegiatan utama. Karena, pesta perpisahan dengan konsep ini lebih condong pada acara hiburan semata. Sehingga acara semacam ini sangat kental dengan kegiatan konsumsi.
[3] Selera merupakan kemampuan praktis untuk meraba atau naluri tentang apa yang akan terjadi, yang akan menimpa individu yang menduduki suatu posisi tertentu dalam ruang sosial.
 
Design by Pocket