Reproduksi Prom Night

Oktober 10, 2012


Prom Night merupakan salah satu acara formal dalam kehidupan remaja yang terus direproduksi. Reproduksi ini tidak terlepas dari kepentingan masing-masing agen. Dalam hal ini, peran media menjadi sangat penting, karena medialah yang memperkenalkan Prom Night pada remaja dan membawanya masuk ke dalam sekolah.

Reproduksi Prom Night

 
Skema di atas menjelaskan bagaimana Prom Night dapat masuk ke sekolah dan direproduksi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Prom Night berasal dari Amerika. Di negara tersebut Prom Night telah menjadi budaya. Awalnya Prom Night hanya terkenal di kalangan bawah (buruh) Amerika sebagai ajang perjodohan. Kini, berkat media, Prom Night menjelma menjadi acara yang digandrungi remaja semua kalangan.
Strategi yang dilakukan media adalah mengadopsi Prom Night ke dalam film. Setelah sukses dengan film-filmnya, Prom Night mulai disebarluaskan melalui berbagai media lain, seperti majalah, musik dan buku. Setelah itu, media menyebarkan seluruh produknya ke wilayah-wilayah yang telah menjadi sasarannya, salah satunya sekolah.
Kemudian, di sekolah, Prom Night dipertahankan melalui komunikasi antar agen. Prom Night dipertahankan karena acara tersebut merupakan ruang sosial di mana masing-masing agen dapat mewujudkan kepentingan. Dinilai sebagai ruang sosial yang penting, Prom Night dilegalkan sebagai budaya yang sah dan terus direproduksi oleh para agen.
Peran media dalam penyebaran Prom Night memang sangat besar. Banyak remaja mengetahui Prom Night dari film. Film barat banyak menyuguhkan cerita-cerita tentang Prom Night, baik yang dikemas dalam film horor, drama percintaan maupun persahabatan. Film adalah tambang emas produk remaja. Maka tidak mengherankan jika film dibuat berdasarkan hal-hal yang dekat dengan kisah remaja, seperti percintaan dan persahabatan. Banyak film bergenre drama yang menggambarkan Prom Night disebarkan di kalangan remaja, seperti “Pretty In Pink”, “Never Been Kissed”, “Not Another Teen Movie”, “Ten Things I Hate About You” dan masih banyak lagi. Selain itu, Prom Night juga hadir dalam film bergenre horor, seperti “Prom Night”, “Hello Mary Lou: Prom Night 2”, “Prom Night 3: The Last Kiss” dan sebagainya. Kebanyakan dari film-film itu menunjukkan betapa pentingnya Prom Night bagi remaja.
Film adalah manifestasi perkembangan kehidupan budaya masyarakat pada masanya. Film tidak dapat terlepas dari kondisi sosial budaya masyarakat yang melatarbelakangi pembuatan film tersebut. Dengan kata lain, film merupakan cerminan budaya manusia. Prom Night yang merupakan salah satu budaya di Amerika seringkali diadaptasi ke dalam film. Namun, kini tidak hanya film Barat yang menampilkan Prom Night, beberapa film Indonesia pun mengadaptasi Prom Night, seperti film Oh Baby, Arti Sahabat, Catatan Akhir Sekolah dan Kambing Jantan.
Tidak hanya film yang memberikan gambaran Prom Night, banyak pula majalah yang menyajikan ulasan tentang itu. Semakin remaja melek media, mereka tak akan mengacuhkan sesuatu yang baru. Remaja menjadi sasaran empuk bagi indrustri media massa. Pasalnya, remaja merupakan individu yang sedang mencari identitas, dalam pencarian tersebut mereka cenderung suka terhadap sesuatu yang baru baginya dan yang sedang digandrungi. Misalnya majalah Gadis, yang pada bulan Mei 2010 menerbitkan edisi khusus Prom Night. Edisi tersebut berisi tips sukses Prom Night, rekomendasi pakaian Prom Night, dan banyak hal yang menyangkut acara tersebut.
Dalam penyajiannya, media sangat “melek” terhadap apa yang sedang tren di kalangan remaja, media menyajikan konsep-konsep Prom Night yang segar dan kekinian. Inilah yang digunakan media untuk dapat menembus institusi pendidikan yang di dalamnya terdapat banyak remaja, seperti sekolah, sebagai wilayah penyebaran gaya hidup. Apalagi jika di sekolah tersebut sebagaian besar siswanya berasal dari golongan menengah atas. Dengan demikian, media semakin leluasa menyebarkan produknya, karena remaja-remaja tersebut tidak menghadapi kesulitan terhadap akses informasi.
Saat ini memang sangat mudah untuk mendapatkan informasi, pasalnya teknologi sudah semakin canggih. Selain itu, media juga memiliki ruang gerak yang bebas. Bahkan, media dapat masuk ke dalam sekolah. Sekolah menjadi salah satu sasaran media karena di dalamnya banyak remaja yang haus akan informasi tentang gaya hidup. Maka tak heran jika di sekolah siswa menerapkan apa yang mereka dapat dari media, seperti Prom Night.
Awalnya acara Prom Night digelar dalam rangka acara perayaan kelulusan sekaligus perpisahan. Namun, saat ini acara Prom Night tidak sekedar acara perayaan kelulusan dan perpisahan bagi para siswa, guru dan orang tua. Lebih dari itu, acara tersebut merupakan ruang untuk menunjukan eksistensi. Acara ini juga dianggap sebagai wadah untuk menampung segala kreativitas siswa dan sebagai ajang pembelajaran berorganisasi.
Seiring dengan itu, Prom Night di sebagian besar sekolah telah menjadi acara yang wajib diselenggarakan setiap tahun. Acara ini terus berkembang dan dikenal di kalangan pelajar. Masuk dan berkembangnya acara ini tidak lepas dari peran para agen. Prom Night diproduksi dan direproduksi oleh mereka. Proses reproduksi itu berlangsung melalui edukasi (interaksi antar agen). Edukasi dapat terjadi melalui beberapa hal, salah satunya komunikasi. Dengan komunikasi, Prom Night direproduksi di dalam sekolah.
 
Design by Pocket