Oleh:
Rani Siti Khodijah*
Jadilah remaja yang positif dan pintar dalam memilih
jalan kehidupan.
Sangat banyak
permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia. Tetapi,
pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang
penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja dalam menemukan jati
dirinya. Saya sering melihat peristiwa-peristiwa yang
menyangkut hubungan sosial para remaja, termasuk diri
saya sendiri. Di
setiap sekolah pasti akan selalu ada penyimpangan yang terjadi di kalangan
remaja. Pada masa SMA, remaja sangat membutuhkan pengakuan
dari teman-temannya.
Biasanya
fenomena ini disebut sebagai remaja haus akan eksistensi diri.
Eksis yang dimaksud
adalah terkenal dan populer. Remaja yang baik
akan mencari eksistensi dirinya dengan mengikuti berbagai kegiatan positif
sehingga mereka dikenal akan prestasi dan keaktifannya. Contoh
kegiatan positif adalah mengikuti berbagai lomba akademik seperti mengikuti Olimpiade
Sains Nasional. Adapula
kegiatan positif lainnya seperti mengikuti kegiatan non-akademik
seperti pertandingan Bola Basket antar SMA, lomba kreativitas
seni dan sebagainya.
Kegiatan-kegiatan
tersebut bukan hanya akan memberikan eksistensi kepada pelaksananya, tetapi
juga memberikan manfaat yang positif untuk masa sekarang dan masa depan. Jika
kita mengikuti berbagai lomba akademik maupun non-akademik,
kita dapat memperlajari lebih awal tentang pelajaran yang belum dipelajari di
sekolah, sehingga kita dapat mengikuti dengan mudah pelajaran itu ketika
dipelajari di sekolah.
Manfaat
untuk masa depannya adalah kita dapat menggunakan prestasi itu sebagai bahan
untuk mencari beasiswa saat kita meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih
tinggi, kita juga dapat menggunakannya untuk mencari kedudukan saat kita
bekerja.
Saat ini, hanya sedikit
remaja di Indonesia yang melakukan kegiatan positif dalam memanfaatkan masa
remajanya. Kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk menjadi manusia yang bergantung
pada keadaan. Teknologi
yang semakin berkembang membuat mereka menjadi malas untuk belajar dan
berkreasi. Di samping
itu, perilaku menyimpang remaja juga dapat dilihat dari cara mereka
memanfaatkan masa-masa
sekolahnya. Tidak
sedikit remaja di Indonesia yang sering membolos karena tidak suka terhadap
pelajarannya atau tidak suka terhadap guru yang mengajar. Kebanyakan remaja yang suka membolos akan terjerumus
pada pergaulan bebas.
Uang
yang diberikan oleh orangtua tidak dimanfaatkan dengan baik. Tidak
sedikit remaja yang memanfaatkan uang tersebut untuk berfoya-foya
di klub malam. Mereka
berfikir bahwa apa yang mereka lakukan adalah sesuatu yang membuat mereka
bangga dan senang. Mereka berfikir bahwa mecari jati diri adalah dengan cara
bersenang-senang, tanpa memikirkan masa depan yang akan mereka hadapi. Kehidupan
remaja yang terus memburuk dapat merusak masa depan bangsa.
Menurut
pengamatan saya, perilaku negatif dari pencarian jati diri yang remaja lakukan
dikarenakan oleh beberapa faktor, yakni faktor dari dalam dan luar dirinya.
Faktor
dalam (internal) yang dimaksud adalah faktor yang
terdapat dalam dirinya yang berupa niat, kemauan dan sesuatu yang ia rasakan. Faktor
luar (eksternal) yang dimaksud adalah faktor yang
terdapat di luar dirinya (keluarga, organisasi, sekolah dan teman-teman). Akan
tetapi faktor lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi
perilaku remaja tersebut.
Kebanyakan
dari remaja yang berperilaku menyimpang dalam mencari jati dirinya adalah
remaja yang mempunyai latar belakang keluarga yang tidak baik (broken home). Faktor
lingkungan lainnya adalah faktor lingkungan di mana ia berada, seperti sekolah
dan tempat kursus. Di sana banyak
orang yang memberikan pengaruh positif maupun negatif.
Dalam
lingkungan tersebut, terdapat beberapa kelompok yang menurut para remaja mempunyai
tingkatan eksistensi yang berbeda. Jika remaja tidak
mempunyai sikap atau pendirian, mereka akan memilih untuk bergabung dengan
kelompok yang memberikan pengaruh negatif. Hal
seperti itu tidak jarang terjadi di kalangan remaja yang menyebabkan meningkatnya
jiwa-jiwa
pemuda yang tidak berprestasi.
Dari kasus di atas
dapat disimpulkan bahwa penyimpangan sosial tidak jarang terjadi pada kalangan remaja. Yang harus
dilakukan untuk mencegah berkembangnya kesalahan remaja
dalam menemukan jati dirinya adalah menumbuhkan
situasi yang membuat para remaja nyaman di tempat tersebut.
Selain itu, meciptakan kesadaran pada diri remaja untuk menjadi seorang yang
dapat memanfaatkan masa remajanya dengan cara-cara
positif, seperti beprestasi dan membawa nama baik bangsa di mata dunia.
*Siswa SMA Labschool Jakarta