Oleh: Yorriz
Rheza
Konsumtif sering
diartikan sama dengan kata konsumerisme. Padahal, konsumerisme lebih mengacu
pada segala sesuatu yang berhubungan dengan konsumen. Sedangkan konsumtif lebih
khusus menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya
kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal.
Memang belum ada definisi
yang memuaskan tentang kata konsumtif ini. Namun, konsumtif biasanya digunakan
untuk menunjuk pada perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar
dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan
pokok.
Jika seorang remaja
mempunyai penghasilan Rp. 500.000,- setiap minggunya, ia membelanjakan Rp. 400.000,-
dalam waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Sisa Rp. 100.000,- yang
kemudian ia belanjakan sepasang sepatu, karena sepatu yang dimilikinya untuk bekerja
sudah rusak. Dalam hal ini, orang tadi belum dapat dikatakan konsumtif. Tapi,
apabila uang Rp. 100.000,- ia belanjakan untuk sepatu yang sebenarnya tidak ia
butuhkan (apalagi ia membeli sepatu seharga Rp. 200.000,- dengan kartu kredit),
maka ia dapat dikatakan konsumtif.
Jadi, dapat disimpulkan
bahwa remaja yang konsumtif itu disebutkan juga sebagai remaja yang boros,
membeli barang yang tidak diperlukan untuk kebutuhan hidupnya, atau membeli
barang hanya untuk memuaskan dirinya tanpa ada guna yang signifikan dari barang
itu sendiri.
Dulu, remaja tidak sekonsumtif
remaja saat ini. Hal tersebut dikarenakan remaja jaman dulu belum terpengaruh
oleh globalisasi yang menyebabkan remaja sekarang banyak menghabiskan uang untuk
hal yang tidak perlu. Globalisasi sangat memengaruhi perilaku konsumtif remaja,
karena saat ini remaja lebih cenderung “ikut-ikutan”. Contohnya, Adit memakai BlackBerry, kemudian teman-temannya tidak
mau kalah. Sehingga, mereka berusaha untuk membeli BlackBerry yang tidak mereka perlukan selain hanya demi fashion semata.
Remaja yang konsumtif
dapat merugikan dirinya sendiri serta orang lain. Jika sekarang ia sering
meminta uang pada orangtuanya. Kelak, ketika ia tidak mendapatkannya lagi, ia
akan mencari alternatif lain untuk mendapatkan uang demi memenuhi kepuasannya. Di masa yang akan datang pun, remaja
tersebut tidak akan dapat mengontrol pengeluaranya sehingga ia akan mengalami kesulitan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Solusinya, biasakanlah
dari sekarang hidup hemat dan belajar untuk lebih mementingkan kebutuhan pokok.
Selain itu, membiasakan diri untuk tidak terpengaruh oleh orang lain, jika
memang ingin membeli barang usahakan karena butuh, bukan karena ingin. Dengan
begitu, perilaku konsumtif tak akan hinggap pada diri kita.
*Siswa SMA Labschool Jakarta