Oleh: Charlie*
Sudah menjadi rahasia umum, Jakarta tidak
hanya dihuni oleh kalangan menengah atas,
tetapi juga mereka yang berasal dari kelas bawah. Tidak hanya
mendapat predikat sebagai masyarakat dari
kalangan bawah, sebagian dari mereka bahkan mendapat
predikat gelandangan.
Mereka adalah para pendatang yang mengadu nasib ke Jakarta tanpa dibekali
dengan keterampilan dan kemampuan yang kompetitif sehingga tersingkirkan.
Kebanyakan dari mereka datang dari desa.
Gelandangan tidak terlepas dari permasalahan Jakarta sebagai kota besar. Munculnya
gelandangan bukan tanpa sebab. Banyak faktor yang mendukung menjamurnya
gelandangan di kota ini, di antaranya
adalah faktor ekonomi, pendidikan dan
politik. Di daerah pedesaan biadanya memiliki
jenis pekerjaan yang homogen, seperti berkebun, bertani atau berdagang. Adapun
kegiatan ekonomi yang terjadi di sini biasanya lebih berdasarkan faktor
kedekatan atau kekeluargaan.
Tidak dapat dipungkiri
bahwa pemasukan yang didapat dari kegiatan ekonomi terbilang
kecil. Pertumbuhan ekonomi pun lamban.
Sedangkan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi biasanya selalu mengalami
perkembangan. Kebanyakan masyarakat di desa berpikir
untuk mencari penghasilan tambahan di kota besar, dalam hal ini Jakarta. Namun sayangnya,
mengadu nasib di Jakarta tidak dibekali
dengan kemampuan dan keterampilan yang memadai. Hal itu
terjadi karena rendahnya tingkat pendidikan di desa.
Dengan semakin banyaknya para
pendatang ke Ibu Kota, maka penduduk semakin bertambah. Sayangnya
dalam hal ini wilayah Jakarta tidak mengalami perluasan. Akibatnya,
terjadi kepadatan penduduk. Ada pendatang yang bisa
bertahan dan sukses, namun tidak
sedikit pula yang menjadi gelandangan, karena keterbatasan biaya hidup.
Alhasil, mereka hidup di jalanan dan membangun perumahan liar yang membuat kumuh.
Masalah
gelandangan tidak terlepas dari masalah kemiskinan. Dalam hal ini, pemerintah
bertanggung jawab penuh. Seharusnya, pemerintah mampu menyediakan lapangan
pekerjaan yang luas. Selain itu, pemerintah juga harus meringankan biaya
pendidikan, supaya masyarakat kalangan bawah dapat menyentuh pendidikan yang
berkualitas. Jika mereka mendapat pendidikan yang layak, maka mereka juga akan
hidup dengan layak.
*Siswa SMA Labschool Jakarta