Agama dalam Perspektif Weber

November 28, 2012


Weber mengaitkan efek pemikiran agama dalam kegiatan ekonomi, hubungan antara stratifikasi sosial. Kemudian, ia menjelaskan dampak pemikiran agama puritan (protestan) yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan sistem ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat yang ditopang oleh rasionalitas.

Weber menunjukkan adanya keterkaitan doktrin agama dengan semangat kapitalisme. Etika protestan tumbuh subur di Eropa yang dikembangkan oleh seseorang yang bernama Calvin, saat itu muncul ajaran yang menyatakan seseorang pada intinya sudah ditakdirkan untuk masuk surga atau neraka, untuk mengetahui apakah ia masuk surga atau neraka dapat diukur melalui keberhasilan kerjanya di dunia. Ukuran sukses dunia juga merupakan ukuran bagi sukses di akhirat. Sehingga hal ini mendorong suatu semangat kerja yang tinggi di kalangan pengikut Calvinis. Ukuran sukses dan ukuran gagal bagi individu akan dilihat dengan ukuran yang tampak nyata dalam aktivitas sosial ekonominya.


Rasionalisasi

Weber memakai konsep rasionalisasi dalam beragam makna dan cakupan. Di sini rasionalisasi dipakai untuk merujuk dua tipe, yakni rasionalisasi doktrin dan perilaku hidup. Dua tipe ini dipakai Weber untuk menjelaskan Protestan Asketis, terutama Calvinis. Pertama, para Calvinis merasionalisasikan doktrinnya untuk mengatasi problem makna mendasar, yakni akankah mereka diselamatkan ke surga. Tuhan Calvinis menetapkan predestinasi ganda pada setiap orang, yakni sebagai yang terpilih atau terkutuk. Para Calvinis mulai meyakinkan diri bahwa mereka termasuk di antara orang-orang terpilih yang diselamatkan ke surga. Rasionalisasi doktrin Calvinisme dapat dilihat pada upaya menghilangkan unsur magis dari dunia modern. Calvinis menunjukkan sikap anti-magis dengan memilih kalkulasi rasional dalam hidup.

Menurut Weber, pada prinsipnya seseorang dapat menguasai segala sesuatu melalui kalkulasi rasional. Inilah yang oleh Weber disebut demagifikasi atau demistifikasi dunia. Hilangnya elemen magis yang berpuncak pada doktrin dan perilaku Calvinis ditandai secara teoretis dengan tidak adanya sistem Imamat, berkurangnya sakramen secara drastis, dan hilangnya sistem perantara yang memediasi hubungan Calvinis dan Tuhan.

Calvinis yakin bahwa motivasi moral keagamaan untuk bekerja keras dan menghasilkan uang adalah benar-benar diberkati Tuhan. Sebaliknya, hidup dengan sikap hura-hura dinilai berdosa. Karena itu, Calvinis bukanlah tipe orang yang boros dan suka berpesta-pora. Dan perilaku hidup rasional dalam kerja profesional dan keseharian, pada gilirannya, menghasilkan kelebihan produksi atas konsumsi. Inilah asal-mula munculnya spirit kapitalisme rasional modern di Barat. Mereka memandang akumulasi harta kekayaan sebagai suatu tanda diberkati tuhan.

Konsep Inti

Konsep inti pemikiran Weber:
-          - Keselamatan yang berorientasi ke dunia ini (this worldly salvation).
-          - Keselamatan yang berorientasi ke dunia sana (other worldly salvation).


Konsep inti yang dianalis secara sosiologi: keselamatan yang merupakan nilai yang menjadi orientasi tindakan di satu pihak dan menjadi pendorong di pihak lainnya. Keselamatan di sini (this worldly) dan di sana (other worldly). Keselamatan bersifat predestinatif, artinya Tuhan sudah menentukan terlebih dahulu siapa yang masuk surga atau tidak.
 
Design by Pocket