Edisi Makan Malam Sendirian

Desember 09, 2013

Saat saya datang hanya tersisa dua meja yang memiliki kursi kosong. Meja pertama di diisi oleh sepasang muda-mudi. Di meja kedua ada tiga pria berbadan besar. Tanpa pikir panjang saya memilih meja kedua, karena saya tidak ingin merusak suasana romantis pasangan tadi. Tak lama saya menaruh tubuh di kursi, telinga saya menangkap perbincangan yang tidak enak.

"Oh, salah posisi. Bisa rusak nih selera makan," pikir saya.


Penyesuaian tetap saya lakukan. Sebisa mungkin membuat diri ini nyaman bersama orang-orang yang "genit" politik. Saya ambil ponsel, fokus pada layarnya, seolah mengabaikan mereka. Tapi gagal. Suara mereka sungguh cetar membahana. Saya mulai gregetan, dan berpikir untuk pindah meja.



"Oh iya, belum pesen!"

Mendengar ucapan saya, mereka diam sejenak dan memerhatikan saya. Dengan percaya diri saya berdiri dan memesan makanan. Tiba-tiba ide muncul. Saya mengambil minuman sendiri yang tempatnya berada di belakang sepasang kekasih itu. Setelah mengambil minuman, saya mendaratkan bokong saya di kursi.


"Oke, semeja ama orang pacaran," gumam saya.


Saya melempar senyum pada mereka, tapi hanya si jantan yang membalas, si betina tampak kurang nyaman. Tapi, saya tidak memikirkannya. Akhirnya, pesanan saya datang.


"Mbak, Mas, mari makan."


Saya berbasa-basi. Lagi-lagi, hanya si jantan yang merespon. Entah apa yang salah hingga si betina jutek pada saya. Mungkin karena muka saya telah mencemari aura romantis mereka. Saya merasa sebal, tapi bagaimanapun di sini lebih baik. Saya makan dengan lahap.


"Udah, yuk!" ucap si betina.
"Abisin dulu," perintah si jantan.
"Gak ah, udah enek!"
"Lha, tadi ngajakin. Gimana sih!"


Kemudian mereka membayar pesanan dan pergi. Mendengar percakapan itu membuat saya merasa jadi orang ketiga di antara mereka. Berasa muka ini sangat 'nyampah'. Hahaha.

Mungkin tempat lain terlihat lebih baik. Tapi, setelah kita berada di tempat lain itu, kita pasti masih mencari tempat yang lebih baik, atau (buruknya) kita merindukan tempat lama. Padahal, selalu ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari setiap tempat di mana Tuhan meletakan kita.
 
Design by Pocket