Seolah menjadi kewajiban,
sebagian
besar siswa SMA rutin menyelenggarakan Prom
Night. Bagi mereka, Prom Night merupakan
bagian dari budaya, sehingga mereka merasa wajib untuk menyelenggarakannya,
meski demikian, di mata mereka acara tersebut hanyalah acara perpisahan biasa yang dikemas dengan
konsep mewah.
Pentingnya Prom Night bagi remaja juga tergambar
dalam film berjudul Prom
yang disutradarai oleh Joe Nussbaum. Film ini menceritakan tentang sebuah malam yang
menyatukan segala jenis karakter siswa dari yang cantik, tampan, populer,
pemalu, atlet, bahkan
yang freak sekalipun, itulah Prom Night. Cerita berawal dari
perjuangan seorang gadis yang menjabat sebagai Ketua Panitia Prom, bernama Nova, dalam mempersiapkan ulang acara Prom karena semua
dekorasi Prom terbakar di gudang sekolah.
Dalam pengerjaannya ia ditinggalkan oleh panitia lainnya karena sudah
mendekati persiapan untuk masuk ke perguruan tinggi. Ia hanya dibantu oleh
Jesse, siswa rebel yang dihukum kerena kelakuannya yang buruk. Tiga minggu tersisa untuk menyiapkan segalanya membuat
Nova mau menerima bantuan dari Jesse.
Film ini menonjolkan
kemandirian dan kreativitas dalam mempersiapkan Prom,
karena semua persiapan dilakukan oleh
siswa, termasuk untuk mendekorasi.
Suasana Prom dalam film ini
digambarkan secara sederhana, karena hanya diadakan di aula sekolah dan tanpa
makanan yang berlebihan, hanya snack dan
minuman bersoda. Jauh berbeda dengan adaptasi Prom yang dilakukan di sekolah-sekolah Indonesia, di mana Prom diadakan di hotel mewah atau
setidaknya di luar sekolah.
Film ini sangat
lengkap dalam menjabarkan persiapan yang dilakukan oleh pelajar demi menghadiri
Prom. Dari belanja gaun, menyiapkan
Limousin[1]
dan pastinya mencari pasangan kencan. Berbelanja gaun memang bukan hal yang
remeh bagi para perempuan dalam film ini.
Nova harus mencoba
belasan gaun hingga akhirnya ia mendapatkan gaun yang cocok. Mei juga harus
membuang gaunnya karena menganggap itu tidak akan bagus terlihat di Prom. Bahkan Rachel, si gothic, pun harus mencari referensi gaun
yang cocok untuk dipakainya saat prom. Itu beberapa scene yang mewakili rumitnya persiapan untuk menghadiri Prom.
Rumitnya Prom tidak hanya berkisar pada perempuan
dan gaun, bagi para lelaki mendapatkan teman kencan lebih rumit daripada
memilih tuksedo. Mengajak seseorang ke Prom
tidak seperti mengajaknya kencan biasa saja. Ini acara spesial maka caranya pun
harus istimewa. Layaknya lamaran untuk menikah, ada yang menuliskan ‘PROM?’ di tubuh, di panggung teater, di
depan rumah si gadis bahkan menyiapkan makan malam istimewa. Kata ‘PROM?’ merupakan sebuah kata yang
mewakili ajakan. Kata itu memiliki makna ‘apakah kamu mau ke Prom bersamaku?’. Semua itu demi
mendapatkan jawaban ‘YES’ dari si
gadis. Beginilah gambaran betapa pentingnya Prom bagi remaja Amerika.
Teman kencan
merupakan sesuatu yang penting dalam Prom.
Tanpa itu Prom kurang sempurna. Ini
tergambar jelas dalam film, di mana pemeran utama, Nova, merasa kecewa ketika
Brandon, pacarnya, mengajaknya datang bersama ke Prom hanya karena mereka sama-sama penitia. Kekecewaannya digambarkan
dengan scene teriak sambil tengkurap
di kasur untuk melepaskan stres. Nova hanya menangis saat mendapati kenyataan
bahwa tidak ada teman kencan yang akan menemaninya ke Prom. Tidak hanya Nova, temannya yang
pemalu, Lloyld, pun merasa frustasi lantaran ketika Prom semakin dekat ia tak juga mendapat teman kencan.
Tapi seperti
kebanyakan film drama remaja lainnya, yang selalu menggambarkan kebahagiaan,
film ini pun memiliki happy ending.
Karena, dalam Prom semuanya harus
bahagia. Llyold akhirnya mengajak adik tirinya untuk ke Prom, Nova pun bisa merasakan dansa terakhirnya di Prom bersama Jesse, Jesse yang pada
awalnya menganggap remeh Prom
akhirnya bisa memahami makna Prom
sesungguhnya, kebahagiaan dalam kebersamaan.
Dari deskripsi
singkat film Prom tersebut jelas
terlihat bagaimana rumitnya Prom Night
bagi para remaja Amerika. Meski rumit, mereka rela melakukannya demi mewujudkan
Prom Night yang diidamkan. Tidak berbeda dengan remaja Amerika,
remaja di Indonesia pun tak
kalah rumit dalam mempersiapkan diri untuk Prom
Night.
[1] Istilah Limousine (limosin) atau
sedan mewah yang umumnya lebih panjang dari ukuran normal, berasal dari nama
suatu wilayah pegunungan di Perancis yaitu Limousin.