Prom Night
merupakan salah satu acara formal dalam kehidupan remaja
yang terus direproduksi. Reproduksi ini tidak terlepas dari kepentingan
masing-masing agen. Dalam
hal ini, peran media menjadi sangat penting, karena medialah yang
memperkenalkan Prom Night pada remaja
dan membawanya masuk ke dalam sekolah.
Reproduksi Prom Night
Skema di atas menjelaskan bagaimana Prom Night dapat masuk ke sekolah dan
direproduksi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Prom Night berasal dari Amerika. Di
negara tersebut Prom Night telah
menjadi budaya. Awalnya Prom Night
hanya terkenal di kalangan bawah (buruh) Amerika sebagai ajang perjodohan.
Kini, berkat media, Prom Night
menjelma menjadi acara yang digandrungi remaja semua kalangan.
Strategi yang dilakukan media adalah
mengadopsi Prom Night ke dalam film.
Setelah sukses dengan film-filmnya, Prom
Night mulai disebarluaskan melalui berbagai media lain, seperti majalah,
musik dan buku. Setelah itu, media menyebarkan seluruh produknya ke
wilayah-wilayah yang telah menjadi sasarannya, salah satunya sekolah.
Kemudian, di sekolah, Prom Night dipertahankan melalui
komunikasi antar agen. Prom Night
dipertahankan karena acara tersebut merupakan ruang sosial di mana
masing-masing agen dapat mewujudkan kepentingan. Dinilai sebagai ruang sosial
yang penting, Prom Night dilegalkan
sebagai budaya yang sah dan terus direproduksi oleh para agen.
Peran media dalam
penyebaran Prom Night memang
sangat besar. Banyak remaja mengetahui Prom Night dari film. Film barat banyak
menyuguhkan cerita-cerita tentang Prom
Night, baik yang dikemas dalam film horor, drama percintaan maupun
persahabatan. Film adalah tambang emas produk remaja. Maka tidak mengherankan jika film dibuat berdasarkan hal-hal yang dekat dengan
kisah remaja, seperti percintaan dan persahabatan. Banyak film bergenre drama
yang menggambarkan Prom Night
disebarkan di kalangan remaja, seperti “Pretty
In Pink”, “Never Been Kissed”, “Not Another Teen Movie”, “Ten Things I Hate
About You” dan masih banyak lagi. Selain itu, Prom Night juga hadir dalam film bergenre horor, seperti
“Prom Night”, “Hello Mary Lou: Prom Night 2”, “Prom Night 3: The Last Kiss” dan sebagainya. Kebanyakan dari film-film itu
menunjukkan betapa pentingnya Prom Night
bagi remaja.
Film adalah
manifestasi perkembangan kehidupan budaya masyarakat pada masanya. Film tidak
dapat terlepas dari kondisi sosial budaya masyarakat yang melatarbelakangi
pembuatan film tersebut. Dengan kata lain, film merupakan cerminan budaya
manusia. Prom Night yang merupakan
salah satu budaya di Amerika seringkali diadaptasi ke dalam film.
Namun, kini tidak hanya film Barat yang menampilkan Prom Night, beberapa film Indonesia pun mengadaptasi Prom Night, seperti film Oh Baby, Arti
Sahabat, Catatan Akhir Sekolah dan Kambing Jantan.
Tidak hanya film
yang memberikan gambaran Prom Night,
banyak pula majalah yang menyajikan ulasan tentang itu. Semakin remaja melek
media, mereka tak akan mengacuhkan sesuatu yang baru. Remaja menjadi sasaran
empuk bagi indrustri media massa. Pasalnya, remaja merupakan individu yang
sedang mencari identitas, dalam pencarian tersebut mereka cenderung suka
terhadap sesuatu yang baru baginya dan yang sedang digandrungi. Misalnya
majalah Gadis, yang pada bulan Mei 2010 menerbitkan edisi khusus Prom Night. Edisi tersebut berisi tips
sukses Prom Night, rekomendasi
pakaian Prom Night, dan banyak hal
yang menyangkut acara tersebut.
Dalam penyajiannya,
media sangat “melek” terhadap apa yang sedang tren di
kalangan remaja, media menyajikan konsep-konsep Prom Night yang segar dan kekinian. Inilah yang digunakan media
untuk dapat menembus institusi pendidikan yang di dalamnya terdapat banyak
remaja, seperti sekolah, sebagai wilayah penyebaran gaya hidup. Apalagi
jika di sekolah tersebut
sebagaian besar siswanya berasal dari golongan menengah atas. Dengan demikian, media
semakin leluasa menyebarkan produknya, karena remaja-remaja tersebut tidak menghadapi kesulitan terhadap akses informasi.
Saat ini memang sangat mudah untuk
mendapatkan informasi, pasalnya teknologi sudah semakin canggih. Selain itu,
media juga memiliki ruang gerak yang bebas. Bahkan, media dapat masuk ke dalam
sekolah. Sekolah menjadi
salah satu sasaran media karena di dalamnya banyak remaja yang haus akan
informasi tentang gaya hidup. Maka tak heran jika di
sekolah siswa menerapkan apa yang mereka
dapat dari media, seperti Prom Night.
Awalnya acara Prom Night digelar dalam rangka acara
perayaan kelulusan sekaligus perpisahan. Namun, saat ini acara Prom Night tidak sekedar acara perayaan
kelulusan dan perpisahan bagi para siswa, guru dan orang tua. Lebih dari itu, acara tersebut
merupakan ruang untuk
menunjukan eksistensi.
Acara ini juga dianggap sebagai wadah untuk menampung segala kreativitas
siswa dan sebagai ajang pembelajaran berorganisasi.
Seiring dengan itu,
Prom Night di
sebagian besar sekolah telah
menjadi acara yang wajib diselenggarakan setiap tahun. Acara ini terus
berkembang dan dikenal di kalangan pelajar. Masuk dan berkembangnya acara ini
tidak lepas dari peran para agen. Prom Night
diproduksi dan direproduksi oleh mereka. Proses reproduksi itu berlangsung melalui edukasi
(interaksi antar agen). Edukasi dapat terjadi melalui beberapa hal, salah
satunya komunikasi. Dengan komunikasi, Prom Night
direproduksi di dalam sekolah.