Lapisan Sosial Masyarakat

September 05, 2013


Oleh: Engelrika*

Stratifikasi sosial bersifat abstrak, yaitu tidak dapat diraba akan tetapi dapat dirasakan oleh orang-orang sekitar keadaaan suatu stratifikasi tersebut. Stratifikasi Sosial merupakan pembentukan atau pengelompokan sosial masyarakat secara vertikal (bertingkat). Vertikal yang dimaksudkan dalam stratifikasi sosial ini adalah pembentukan dan pengelompokan sosial masyarakat berdasarkan tingkat kekayaan, kekuasaan, wewenang, maupun status sosial yang tinggi. Hal ini membuat seseorang yang memiliki status sosial atau jabatan yang tinggi dapat menjadi tingkatan paling tinggi.
Dalam Stratifikasi sosial tidak peduli apakah seseorang itu memiliki pengalaman yang lebih banyak atau sedikit. Bahkan orang yang dianggap tidak memiliki suatu pengalaman dalam memimpin suatu kelompok masyarakat, dapat dipilih untuk menjadi pemimpin suatu kelompok masyarakat tersebut. Mengapa? karena sesorang tersebut memiliki suatu status sosial yang tinggi atau tingkat kekayaan yang lebih dari anggota masyarakat lainnya. Contoh: Ayah si A adalah orang mampu yang memiliki tingkat kekayaan yang cukup tinggi. Dengan kekuasaan kekayaan tersebut, anak si A dapat menjadi ketua sebuah kelompok masyarakat, dikarenakan kekayaan dapat mempengaruhi status sosial seseorang.

Stratifikasi Sosial dapat dikatakan sangat tidak adil. Karena hal ini membuat seseorang yang memiliki tingkat sosial yang rendah menjadi terpinggirkan dan tidak dihargai. Seseorang yang memiliki tingkat sosial yang rendah (orang miskin) dapat meningkatkan status sosialnya dengan melakukan suatu mobilitas atau perubahan. Contohnya:seorang anak di kelas yang dianggap tidak dapat diharapkan yang membuatnya di posisi yang rendah. Lalu anak tersebut melakukan sebuah mobilitas, dimana ia menjadi rajin belajar dan menjadi juara kelas. Dengan mobilitas ini pandangan seluruh kelas menjadi berbeda. Mereka jadi lebih menghargai anak tersebut. Stratifikasi sosial ini disebut stratifikasi sosial terbuka. Stratifikasi sosial terbuka bersifat dinamis.Maksud dari bersifat dinamis adalah dengan sekuat tenaga dan usaha untuk melakukan suatu perubahan untuk menyesuaikan diri dalam sebuah kelompok sosial.
Tanpa disadari juga, stratifikasi sosial seseorang dapat dilihat dari pandangan sekilas. Mereka memandang seseorang dan menentukan suatu stratifikasi sosial seseorang dengan melihat dari gaya berpakaian, cara berbicara, pendidikan, tempat tinggal, dan sebagainya. Contoh: si C berpakaian sederhana dan biasa saja saat berpesta, sedangkan orang lain memakai gaun mewah,jas mewah, dan perhiasan. Pandangan orang sekitar akan langsung menganggap bahwa si C merupakan seseorang yang kurang mampu dan langsung menempatkan si C dalam suatu stratifikasi sosial yang rendah.
Stratifikasi sosial adalah struktrur sosial vertikal yang sangat mudah untuk dipandang dan dibentuk,akan tetapi cukup susah untuk melakukan mobilitas dengan tujuan merubah status sosial seseorang. Stratifikasi sosial seseorang tidak dapat bertahan selamanya atau permanen dalam masyarakat. Stratifikasi sosial dapat bergerak secara naik dan turun. Ketika suatu stratifikasi sosial seorang menurun dan berada dalam peranan di bawah dalam pandangan masyarakat, maka seseorang tersebut harus berusaha bersusah payah untuk mengambil kembali status sosialnya.
Dalam suatu stratifikasi sosial selalu terdapat konflik. Baik itu konflik peran maupun konflik status. Sebagai peran pemimpin masyarakat haruslah bijaksana dan tidak membeda-bedakan akan tetapi sebagai peran pemimpin keluarga haruslah menjaga keluarganya dengan baik dan tidak melantarkan keluarganya. Dalam konflik status ada dimana seseorang tersebut harus menghadapi orang-orang yang sebelumnya sangat memuji-muji dia, akan tetapi berbalik menjadi ingin menurunkan status seseorang tersebut. Bila seorang yang berkedudukan dalam peran yang sudah tinggi tidak dapat mengatasi hal tersebut,status sosial akan menurun dan secara otomatis mengubah pandangan masyarakat dan mengelompokan orang itu menjadi kelompok yang rendah.
Stratifikasi sosial akan terus berubah-ubah selama adanya perbedaan pandangan dalam masyarakat. Perbedaan pandangan ini memunculkan bebepara lapisan sosial. Akan tetapi ada kasus dimana suatu kelompok sosial sulit melakukan mobilitas karena pandangan masyarakat yang sudah ada sejak dulu. Walaupun mereka melakukan suatu mobilitas,mobilitas tersebut hanya terbatas pada mobilitas horizontal saja. Contoh : Kasus di Amerika yang membedakan antara kulit putih dan hitam. Seberapa pun usaha orang kulit hitam(negro) melakukan suatu perubahan, tetap saja dianggap oleh masyarakat bahwa orang kulit hitam tidak dapat disetarakan dengan orang kulit putih. Kasus ini merupakan stratifikasi sosial yang bersifat tertutup. Orang kulit hitam dapat melakukan mobilitas, tetapi mobilitas itu hanya terbatas pada mobilitas horizontal. Maksudnya adalah perubahan itu hanya menyangkut perubahan budaya, pandangan strata, dan kesadaran diri terhadap kelompok strata sosialnya. Setiap orang yang mengingkan suatu kelompok sosial yang tinggi haruslah pintar-pintar dalam menyesuaikan diri dan dengan cepat melakukan mobilitas. Mereka yang memiliki kekayaan, kekuasaan, kepintaran akan tetapi tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok sosialnya, akan membuat dirinya terjatuh dalam kelompok sosial yang rendah.
Pandangan stratifikasi sosial bukan hanya terdapat dalam satu kelompok sosial. Stratifikasi sosial yang luas mempengaruhi pandangan kelompok sosial yang lebih dari 2 ataupun banyak. Contoh: D adalah orang yang paling disegani di daerah Yogyakarta. D memiliki pendidikan paling tinggi dalam daerah Yogyakarta tersebut. Akan tetapi saat dia ingin berkerja dan merantau ke kota lain seperti Jakarta, maka ia harus menyesuaikan dirinya. D tidak bisa secara langsung menyombongkan diri akan pendidikan yang ia dapat atau ia raih. Kenapa? Karena dalam setiap kelompok sosial memiliki prestige yang berbeda-beda. Prestige adalah kehormatan atau status. Prestige juga dapat berupa “gengsi”. Dalam kasus D ,adanya perbedaan Prestige yang lebih tinggi antara Jakarta dan Yogyakarta. Orang Jakarta akan menganggap bahwa status si D lebih rendah dengan gaya berbicara, berpakaian, dan tempat tinggal. Dalam stratifikasi sosial hal pertama yang dilihat dalam suatu kelompok sosial adalah hal tersebut. Kasus D dikatakan bahwa stratifikasi sosial bersifat campuran. Maksudnya adalah stratifikasi tersebut tidak harus selalu bersifat tertutup dan terbuka akan tetapi bisa jadi mengandung 2 sifat tersebut. Sebagai perumpaan dalam kasus D, dalam kehidupan status sosial nya di Yogyakarta, dia adalah satu-satunya orang yang disegani karena memiliki pendidikan yang tinggi, akan tetapi dalam perekonomian, ia merantau ke Jakarta untuk berkerja dan harus menyesuaikan dirinya dengan kelompok sosial Jakarta agar tidak terjadi suatu konflik dan tidak memiliki status sosial yang rendah. Karena status sosial menyangkut suatu perekonomian dalam perkerjaan.
Stratifikasi sosial dapat terjadi secara otomatis maupun sengaja dibentuk. Stratifikasi sosial otomatis adalah suatu pengelompokan yang secara otomatis atau terbentuk sendirinya karena faktor-faktor seseorang sejak lahir. Misalnya: bakat, kepandaian, jenis kelamin. Stratifikasi sosial yang sengaja dibentuk adalah stratifikasi yang dibentuk untuk tujuan bersama dalam pemberian wewenang atau kekuasaan terhadap seseorang untuk memimpin suatu kelompok masyarakat tersebut. Biasanya terbentuk dalam organisasi formal. Misalnya: partai politik, pemerintahan, perusahaan.
Stratifikasi sosial pada jaman dahulu berbeda dengan masa sekarang. Pada jaman dulu stratifikasi sosial dibedakan atas kedudukan seorang anak sejak lahir. Maksudnya adalah ayah anak tersebut merupakan seorang raja, maka sudah dipastikan saat anak itu besar maka anak itu yang akan meneruskan kepemimpinan negara dan menjadi raja. Kedudukan ini disebut ascribed status. Akan tetapi sejak jaman dahulu stratifikasi sosial ditentukan oleh kekayaan. Orang yang kaya akan langsung mendapat tingkat sosial yang tinggi bahkan bisa menjadi tangan kanan sang raja. Stratifikasi sosial jaman dahulu sangatlah ekstrim. Kalangan bawah sama sekali tidak dihargai bahkan tidak diberi kesempatan melakukan suatu mobilitas. Dengan perkembangannya jaman , stratifikasi sosial tetap membedakan pengelompokan melalui status,pendidikan,kekayaan, kekuasaan seseorang tetapi tidak se-ekstrim dulu. Untuk kalangan bawah mereka dapat melakukan mobilitas atau pasti dapat melakukannya dengan usaha dan bersusah payah. Pada jaman sekarang untuk mendapat pandangan stratifikasi sosial yang tinggi dilakukan mobilitas yang bertahap. Dimana dari mengejar pendidikan yang tinggi, menjadi memiliki status, lalu bertingkat lagi memiliki kehormatan, dan kekayaan, serta kekuasaan. Orang yang dengan berusaha untuk mendapatkan kedudukan adalah unsur stratifikasi sosial yang disebut achieved status. Banyak sekali orang yang terlibat dalam stratifikasi sosial dengan kedudukan yang sudah tinggi sangat memiliki prestige yang sangat tinggi atau dikatakan berlebihan. Dalam hal prestige terdapat 2 bentuk pelapisan sosial dalam masyarakat yaitu subjektif dan objektif.
Pelapisan yang bersifat subjektif misalnya sekelompok orang karena faktor tertentu (biasanya status) tidak mau disamakan dengan kelompok lain. Ada juga sekelompok orang kaya yang risih bergaul dengan orang yang miskin. Maksud pelapisan sosial yang bersifat subjektif ini adalah pandangan seseorang mengenai dirinya sendiri. Ia memandang bahwa dirinya sendiri tidak pantas bergaul dengan orang yang dibawahnya karena ketakutan akan turunnya suatu status sosial atau kedudukan bila dipandang orang lain sedang bergaul dengan orang yang dibawahnya.sifat kedua adalah objektif. Misalnya sekelompok orang yang merasa minder (tidak pantas) bergaul dengan orang yang kedudukannya lebih tinggi daripada mereka. Maksud objektif disini adalah bahwa pandangan tersebut memang keadaan sebenarnya yang bukan pandangan orang lain atau pandangan diri sendiri. Mereka merasa dan sama-sama merasa bahwa mereka tidak pantas bergaul dengan orang yang berkedudukan lebih tinggi. Hal ini dikarenakan ketakutan akan perbedaan status sosial. Mereka takut akan direndahkan dan masih memikirkan harga diri mereka atau prestige bila direndahkan.Mereka tidak mau harga diri atau status mereka direndahkan. Oleh sebab itu mereka memilih untuk tidak berinteraksi dengan orang yang berkedudukan lebih tinggi. Sudah sewajarnya setiap kelompok lebih nyaman untuk berinteraksi dengan anggota kelompok yang memiliki status yang setara. Tetapi setiap manusia tidak bisa untuk menetap di kedudukan yang rendah terus menerus. Mereka harus melakukan perubahan atau mobilitas untuk meningkatkan status mereka untuk lebih dihargai dan belajar menghargai.
Indonesia adalah suatu negara yang bagi kita semua paling terlihat perbedaan status sosial antara satu kelompok dengan yang lain. Dalam peranannya kelompok sosial yang berkedudukan tinggi seperti partai dan pejabat-pejabat tinggi masih belum menjalankan peranannya dengan baik. Mereka yang merupakan suatu stratifikasi sosial masyarakat yang dikategorikan tinggi menjalankan perannya dengan tidak adil. Sebagai penyampaian suara masyarakat kepada pemimpin negara mereka berlaku sewenang-wenang dan tidak memperdulikan suara masyarakat. Dengan perannya sebagai anggota partai atau DPR mereka yang seharusnya menjaga dan membantu perekonomian negara kenyataanya mengkorupsi uang masyarakat dan uang negara. Masyarakat yang merupakan suatu stratifikasi sosial yang berkedudukan lebih rendah tidak dapat berontak dan mengeluarkan suaranya karena anggota-anggota partai atau DPR tersebut berstatus dan berkedudukan lebih tinggi. Dengan kekayaan dan kekuasaan mereka bisa mendapat dukungan dengan mudah dan bertindak sewenang-wenang. Sehingga masyarakat tidak dapat berkutik.Kelompok sosial yang berkedudukan tinggi seperti DPR ataupun partai belum memiliki kesadaran diri dalam merubah dirinya untuk lebih mementingkan masyarakat. Karena status sosial mereka adalah status yang tinggi dengan kekuasaan dan kekayaan yang tinggi. Mobilitas dalam stratifikasi sosial dapat dilakukan jika seseorang memiliki kesadaran diri dan berniat untuk meningkatkan status sosialnya. Biasanya mobilitas terjadi pada orang-orang yang memiliki status sosial yang rendah atau terjatuh dari status sosial yang tinggi menjadi status sosial yang rendah karena kesalahan yang ia perbuat. Baik negara Indonesia maupun negara lain, tanpa status sosial ataupun harga diri manusia bukanlah segala-galanya. Oleh sebab itu manusia setiap harinya harus mengasah kemampuan dan melakukan perubahan baru setiap harinya.
Tanpa disadari oleh masyarakat terutama masyarakat dengan kedudukan yang rendah, stratifikasi sosial memberikan banyak manfaat bagi sebuah kelompok masyarakat. Stratifikasi sosial membuat kesadaran kepada mereka yang berkedudukan rendah untuk mengubah atau melakukan mobilitas dengan usaha dan susah payah dengan itu ia bisa menjadi seseorang yang lebih berpengalaman dalam meningkatkan dan mempertahankan status sosialnya dalam menghadapi berbagai konflik yang akan terjadi. Selain itu dengan adanya stratifikasi mereka dibuat sadar akan berartinya suatu status dan harga diri dalam kelompok masyarakat.
Dalam stratifikasi sosial mereka berkelompok dan belajar untuk menyesuaikan diri dengan kelompok sosial yang baru sehingga tidak terjadi masalah yang tidak diinginkan, seperti langsung di pandang dan dikatan berkedudukan karena gaya bicara dan gaya berpakaian yang tidak sesuai dengan suatu kelompok sosial. Dengan adanya suatu stratifikasi sosial pun dapat memenuhi kebutuhan satu sama lain. Mereka yang membutuhkan atau ingin meningkatkan perekeonomian maka dapat berkerja sama dengan suatu kelompok sosial yang ada di dalamnya. Dengan itu mereka dapat menstabilkan perekonomian mereka.
Kerja sama juga meningkatkan status sosial. Akan tetapi dalam kerja sama pun ada saatnya dimana terjadi perbedaan kepentingan hingga terjadi konflik. Hal ini memungkinkan salah seorang yang terlibat dalam konflik dapat mempengaruhi orang lain untuk terlibat dan bersama tidak mendukung salah satu orang yang terlibat konflik. Ini menyebabkan perubahan stratifikasi sosial serta kedudukan sosial. Stratifikasi sosial dalam struktur sosial tidak dapat dihilangkan dan tidak dapat dihindari. Karena manusia merupakan mahluk yang tidak dapat berdiri sendiri. Akan tetapi mungkin ada saat manusia berkerja secara individu dan ada saatnya mereka berkerja bersama suatu kelompok sosial. Peningkatan status sosial dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan interaksi antar anggota kelompok atau anggota kelompok lainnya. Dengan interaksi yang luas stratifikasi sosial terhadap seseorang tersebut pun semakin luas.

*Siswa SMA Mutiara Bangsa 2
 
Design by Pocket