SDM DAN KEMISKINAN

Agustus 28, 2013


Oleh: Antonius Hengky*

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dimiliki seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum (kebutuhan pokok) yang berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami kemiskinan dari segi moral dan finansial.
Tingkat kemiskinan di Indonesia masih cenderung tinggi, meskipun dari tahun ke tahun tingkat kemiskinan menurun. Negara sedang mengupayakan perluasan lapangan kerja dan berbagai jaminan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun bukan berarti jumlah penduduk miskin berkurang begitu saja. Salah satu faktor yang menyebabkan angka kemiskinan masih tinggi adalah kepadatan penduduk yang disebabkan oleh penambahan populasi dari masyarakat tingkat menengah dan atas.
Mengukur indikator kemiskinan memang tidak mudah. Pasalnya, setiap wilayah memiliki kriteria sendiri tentang kemiskinan. Namun, pada umumnya kemiskinan dapat dilihat dengan beberapa indikator, seperti ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang dan papan), tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi), tidak adanya jaminan masa depan (tidak ada investasi untuk pendidikan dan keluarga), kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa, rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dan terbatasnya sumber daya alam (SDA), kurangnya apresiasi dalam kegiatan masyarakat, tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan, ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental, ketidakmampuan dan ketergantungan sosial (anak terlantar).
Berangkat dari indikator di atas, maka Indonesia dapat dimasukan dalam katogori negara miskin, karena Indonesia memuat semua indikator umum perihal kemiskinan. Namun, jika ditelisik lebih jauh. Indonesia memiliki berbagai sumber daya yang melimpah, daya tarik wisata yang indah dan menakjubkan, serta SDM yang cukup berkualitas, terbukti dalam beberapa kejuaraan tingkat internasional putra-putri bangsa berhasil memenangkan berbagai penghargaan. Lantas, mengapa permasalahan kemiskinan di Indonesia belum terselesaikan?
Ada beberapa hal yang dapat dilihat sebagai penyebab kemiskinan di Indonesia, antara lain kurangnya pemerataan penduduk, banyak pejabat tinggi pemerintah yang korupsi, kurangnya tingkat pendidikan masyarakat, menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat, biaya kehidupan yang tinggi (terutama di daerah perkotaan), pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata (daerah Kalimantan dan Papua, contohnya BBM subsidi masih mahal dan sering habis, tetapi tidak ada tindakan dari pemerintah), adanya bencana alam, keadaan alam yang kurang mendukung (akses yang sulit ke daerah pedalaman, sehingga pembangunan terhambat), kurangnya SDM (akibat tidak meratanya pendidikan tadi) dan pengelolaan ekonomi yang buruk.
Dari semua penyebab di atas, tentu saja ada penyebab utama, yakni SDM yang kurang berkualitas. Kualitas SDM merupakan merupakan komponen penting dalam setiap gerak pembangunan. SDM yang berkualitas dapat mempercepat pembangunan suatu negara.  Pembangunan suatu negara juga di pengaruhi oleh jumlah penduduk nya, jika jumlah penduduknya besar, apabila tidak diikuti dengan kualitas yang memadai, hanyalah akan menjadi beban pembangunan.
SDM di setiap negara dapat diukur melalui Human Index Development (HDI), faktor penentu HDI ada 3, yaitu : Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi. Kualitas penduduk dalam bidang pendidikan sangat penting untuk diketahui, sebab dapat menggambarkan kemampuan penduduk dalam menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Dari IPTEK inilah setiap masalah dapat dipecahkan, termasuk masalah kemiskinan. Karena, pengusaan suatu ilmu data menentukan kualitas individu. Dengan ilmu yang dikuasai seseorang bisa mengelola kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jadi, jika seseorang tidak dibekali ilmu, maka kemampuan dan kualitasnya kurang, sehingga tidak bisa mengolah dan mencukupi hidupnya.
Hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti biaya pendidikan relatif mahal sehingga tidak dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (meskipun sudah ada dana bantuan operasional sekolah, namun masih banyak sekolah yang melakukan pemungutan-pemungutan), kesadaran tentang pentingnya pendidikan masih rendah (terutama di kalangan masyarakat pedesaan yang terpencil, karena seorang anak masih dianggap sebagai salah satu komoditas atau unit ekonomi keluarga. Selain itu, sarana dan prasarana pendidikan yang masih belum memadai dan proporsional, serta rendahnya kualitas guru.
Rendahnya kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diatasi. Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk menangani masalah pendidikan, antara lain dengan memperluas kesempatan belajar, baik melalui jalur pendidikan di sekolah maupun di luar sekolah dengan menyediakan akses yang mudah dijangkau (biaya murah dan infrastruktur yang memadai). Menanamkan pandangan bahwa pendidikan penting sebagai jembatan untuk mengetaskan masalah kemiskinan. Selain itu, pemerintah harus membuat program untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Selain pendidikan, kesehatan pun menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan, sebab jika kualitas kesehatan penduduk rendah tentu akan berpengaruh terhadap tingkat produktivitas. Kondisi kesehatan penduduk Indonesia masih memprihatinkan, masih banyak program kesehatan yang belum terselenggarakan. Masalah paling memprihatikan adalah kekurangan gizi (terutama pada masyarakat miskin) karena tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya. Beberapa upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, yaitu dengan pemerataan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan, seperti memperluas jaringan posyandu dan polindes, meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan, melakukan monitoring melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelaporan hal-hal penting.
Faktor HDI yang terakhir adalah Ekonomi, SDM merupakan salah satu faktor dalam perubahan perekonomian, dalam arti bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan berkemampuan serta punya daya saing. Semakin bagus SDM, maka semakin baik pula tingkat perekonomian suatu negara. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai persoalan ekonomi, yakni jumlah kesempatan kerja dan jumlah angkatan kerja tidak seimbang (lapangan pekerjaan lebih sedikit) dan tingkat pendidikan angkatan kerja Indonesia masih rendah.
Kedua masalah tersebut menunjukan bahwa ada kelangkaan lapangan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional dalam berbagai sektor ekonomi, lalu banyak lulusan perguruan tinggi atau sarjana yang menjadi penganggur karena sempitnya lapangan pekerjaan. Serta, masyarkat Indonesia lebih percaya pada orang luar negeri (dipandang lebih berkualitas di banding warga negara sendiri) sehingga perusahaan/sektor industri lebih banyak mempekerjakan tenaga asing, padahal tidak semua orang luar negri berkualitas baik dan justru banyak orang dalam negeri yang punya kualitas baik tetapi tidak diperhatikan atau dipekerjakan.
Bukan saatnya lagi Indonesia membangun dengan perekonomian dengan kekuatan asing. Tapi sudah seharusnya Bangsa Indonesia secara benar dan tepat memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki dengan SDM yang tinggi sebagai kekuatan dalam  membangun perekonomian nasional. Jadi, usaha-usaha menurunkan tingkat kemiskinan adalah dengan cara memperhatikan atau meningkatkan SDM masyarakat dalam 3 aspek, yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dengan peningkatan SDM, akan menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat dan juga melancarkan pembangunan negara.


*Siswa SMA Mutiara Bangsa 2
 
Design by Pocket