Globalisasi di Indonesia

Agustus 28, 2013


Oleh: Jesslyn Meliana*

Globalisasi berasal dari kata “global” yang berarti universal. Globalisasi adalah proses masuknya unsur-unsur baru yang menjadi ciri khas setiap individu dan bersifat mendunia ke dalam suatu negara akibat proses interaksi antarindividu, antarkelompok, maupun antarnegara. Adanya globalisasi ini membuat setiap negara bahkan dunia menjadi terhubung atau adanya koneksi. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya globalisasi adalah kemajuan dalam bidang teknologi, informasi, komunikasi, pendidikkan, transportasi, adanya keinginan untuk menjadi negara yang lebih maju, meningkatnya hubungan antarnegara, dan terbentuknya organisasi dunia.
Perkembangan sangat pesat terlihat dalam teknologi dan informasi saat ini. Ambillah contoh dari televisi dan komputer saat ini. Televisi sekarang ini dapat dimiliki oleh masyarakat, berwarna dan memiliki beragam channel jika didukung dengan pemasangan tv kabel. Channel yang tersedia saat ini tidak hanya channel nasional saja, channel dari luar negri juga bisa kita tonton dengan tv kabel. Dari beragamnya channel yang bisa kita tonton dengan mudahnya, membuat informasi yang kita dapat semakin banyak baik itu dari dalam negri maupun luar negri. Misalnya ada channel dari luar negri yang isinya tentang berita. Jika kita menonton berita itu, kita bisa mendapat informasi tentang keadaan suatu negara, apakah sedang dalam masalah atau terkena bencana alam. Bandingkan dengan televisi zaman dahulu yang berwarna hitam putih, channel yang tersedia hanya channel nasional, dan tidak setiap orang bisa mempunyai televisi karena harganya yang masih mahal. Sama halnya juga dengan komputer yang dilengkapi dengan internet. Dengan mudahnya kita dapat mengakses situs-situs internet dari rumah. Kita tidak perlu repot-repot pergi ke warnet untuk mencari informasi karena pemasangan internet tidak memerlukan biaya yang mahal juga tidak memboroskan spasi ruang di rumah kita.
Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan dalam bidang komunikasi terlihat seperti beragamnya handphone murah, gadget canggih dan berbagai jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter yang semakin memudahkan kita dalam berkomunikasi dengan orang yang berada di negara lain ataupun teman, saudara kita yang tinggal di luar kota tanpa diganggu oleh jauhnya jarak antara kita dengan orang tersebut. Dari komunikasi yang terjalin antardaerah dan antarbenua atau antarnegara, kita mendapat informasi secara tidak langsung mengenai gaya hidup mereka seperti apa, budaya mereka seperti apa berdasarkan interaksi yang terjadi yang akan membuat kita ingin mencoba gaya hidup atau budaya mereka. Contohnya, kita berkenalan dengan orang Jepang melalui Facebook. Perlahan-lahan, kita tertarik untuk mempelajari bahasa Jepang, membeli pakaian bergaya ala Jepang yang indah, dan mencari lagu-lagu Jepang yang bagus untuk diperdengarkan.
Kemajuan dalam bidang pendidikkan terlihat dari banyaknya bidang studi atau mata pelajaran yang dapat siswa siswi Indonesia pelajari saat ini yang membuat mereka menambah pengetahuan. Ada beberapa mata pelajaran yang berasal dari luar negeri lalu berkembang di Indonesia sehingga anak-anak Indonesia dapat mempelajarinya seperti contoh pelajaran Sosiologi yang mempelajari ilmu yang mempelajari tentang masyarakat yang berasal dari Perancis dan mulai berkembang di Indonesia pada tahun 1950. Sekarang, masyarakat Indonesia bisa mendapat ilmu Sosiologi di jenjang SMA bahkan bisa dilanjutkan di kuliah jika tertarik untuk mendalaminya.
Adanya kemajuan dalam bidang transportasi seperti terciptanya pesawat terbang sebagai transportasi udara dan pelabuhan tempat transportasi air yaitu kapal yang bisa membuat kita mengunjungi luar negri dengan waktu yang cepat, tidak seperti zaman dahulu dimana belum ada transportasi yang memadai seperti saat ini yang membuat kita tidak bisa ke luar negri secara bebas. Dengan kita mengunjungi luar negri baik itu misalnya hanya ingin berlibur untuk refreshing atau berniat ingin menetap untuk bekerja maka kita secara perlahan akan beradaptasi dengan keadaan di negri itu seperti gaya hidupnya. Kita akan mempelajari hal-hal baru yang mungkin tidak ada di dalam negri kita.
Setiap negara sudah pasti ingin menyejahterakan rakyatnya dan ingin negaranya menjadi negara maju. Langkah-langkah yang diambil biasanya dilihat dari kesuksesan negara lain dalam mengatasi masalah negara. Ambil contoh dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengambil langkah untuk merealisasikan pembangunan monorail dan Mass Rapid Transit (MRT) yang telah lama direncanakan oleh gubernur-gubernur sebelumnya agar masalah kemacetan di Jakarta bisa dikurangi. MRT atau kereta bawah tanah sudah dipakai oleh negara maju seperti Jepang, Singapura sebagai alat transportasi umum mereka. Adanya transportasi kereta bawah tanah ini terbukti mengatasi kemacetan lalu lintas dalam negara tersebut. Singapura sebagian besar penduduknya lebih memilih menggunakan transportasi umum daripada dengan kendaraan pribadi. Dari contoh ini bisa kita simpulkan bahwa kesuksesan negara lain dalam memajukan negaranya merupakan salah satu faktor globalisasi, dimana negara-negara yang masih berkembang akan mencoba untuk melakukan hal yang sama.
Hubungan, kerjasama yang terjalin antarnegara atau lebih juga menjadi salah satu faktor globalisasi. Dengan adanya kerjasama ini maka hubungan antarnegara bisa menjadi semakin erat, dan semakin banyak pengaruh budaya luar masuk ke negara tersebut. Misalnya, Indonesia menjalin hubungan bilateral (kerjasama antar dua negara) dengan China dalam sector ekonomi dan perdagangan. Indonesia mengekspor barang ke China, dan Indonesia juga mengimpor barang dari China. Tak jarang barang-barang produksi China sudah tak asing lagi di mata kita.
Terbentuknya organisasi dunia seperti Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang menjunjung tinggi perdamaian dunia memperkuat adanya globalisasi yang terjadi saat ini. Setiap negara yang memiliki permasalahan akan diusahakan untuk dituntaskan lewat dukungan negara anggota, atau badan bentukan PBB agar masalah cepat terselesaikan. Kita ambil contoh dari permasalahan Malaysia yang mengklaim budaya Indonesia, salah satunya batik. Batik jelas adalah karya murni bangsa Indonesia. Akibat tidak di hak ciptakan oleh negara, dengan mudahnya Malaysia bisa mengklaim budaya tersebut. Setelah mengajukan permasalahan tersebut ke PBB, akhirnya UNESCO atau badan Pendidikkan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan bentukan PBB meresmikan batik sebagai warisan nasional Indonesia sejak 2 Oktober 2009. Dari hasil itu membuat dunia tahu bahwa batik adalah milik Indonesia. Dulu sebelum batik diakui secara resmi, banyak masyarakat Indonesia “malu” untuk memakai batik. Setelah diakui, sekarang sudah banyak orang yang tidak malu lagi memakai batik karena mereka menyadari betapa berharganya budaya negara sendiri. Batik merupakan ciri khas Indonesia. Tak jarang batik dipamerkan di negara lain saat ini seperti Amerika. Disini sudah membuktikan bahwa ada budaya Indonesia yang masuk ke mancanegara.
Dari segala faktor diatas, tentu akan ada dampak yang akan diterima setiap negara dari globalisasi ini. Ada dampak positif maupun negatifnya. Dampak positifnya adalah kemajuan dari teknologi, informasi, dan ciri khas suatu negara yang semakin menonjol saat ini. Sekarang, berkomunikasi dengan orang terdekat tidak seribet zaman dahulu dengan surat yang dibalasnya membutuhkan waktu cukup lama untuk mendapat balasan. Munculnya berbagai jejaring sosial saat ini yang menawarkan jasa chatting semakin mempermudah kita dalam berkomunikasi karena tidak perlu lagi menunggu lama-lama. Menambah pengetahuan lewat internet juga salah satu efek positifnya, karena kita bisa memperoleh informasi secara cepat lewat Internet.Tidak hanya belajar dari sekolah, internet juga bisa menjadi sarana penambah wawasan pelajar-pelajar Indonesia saat ini.
Kemajuan dari teknologi memicu sebuah negara untuk bekerja lebih keras lagi dalam menciptakan atau membangun barang-barang agar mensejahterakan rakyatnya, juga bisa bersaing dengan pasar internasional. Banyak barang-barang produksi Indonesia diekspor ke luar negri sehingga devisa negara bisa bertambah. Ini terjadi karena kualitas barang produksi Indonesia tidak kalah jauh dengan barang produksi negara maju lainnya. Menciptakan suatu barang yang berguna untuk rakyatnya dengan bantuan alat-alat canggih saat ini, seperti contoh usaha Jokowi dalam menanggulangi kemacetan di Jakarta dengan pembangunan MRT sebagai transportasi kereta bawah tanah dan monorail, kereta yang beroperasi di jalan layang. Kereta api sebagai transportasi yang bisa membawa atau menampung banyak orang di Indonesia hanya kereta api bekas peninggalan penjajahan Belanda. Bantuan dari teknologi yang memadai dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpotensi, transportasi ini bisa selesai.
Ciri khas sebuah negara bisa semakin dikenal di dunia juga merupakan salah dampak positif globalisasi saat ini misalnya seperti lagu PSY, seorang penyanyi asal Korea Selatan dengan hits Oppa Gangnam Style yang sempat meledak di dunia akhir-akhir ini. Teknologi yang cepat dalam menyebarkan informasi membuat banyak orang semakin mengetahui lagu ini hanya dari perkataan/omongan orang saja baik itu dari jejaring sosial atau dari ngobrol biasa yang membuat orang yang tidak tahu-menahu lagu ini timbul rasa penasaran dan browsing di internet. Dengan mendunianya lagu ini membuat Korea Selatan semakin dikenal dunia dari lagu Oppa Gangnam Style ini. Warga negara lain banyak yang mencoba untuk meniru gerak tarinya yang mirip dengan koboi yang khas. salah satunya Indonesia. Jadi ada keterkaitannya antara kemajuan teknologi dan informarsi dalam menonjolkan ciri khas suatu negara.
Dampak negatif globalisasi yaitu pola hidup konsumtif yang terjadi akibat kemajuan industri saat ini yang membuat meningkatnya kebutuhan hidup individu. Atau pola hidup yang cenderung membeli barang untuk dinikmati. Biasanya membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk dirinya tapi tetap dibeli karena tergiur oleh iklan-iklan produk barang-barang luar negri. Pola hidup konsumtif tentu akan berujung terhadap pemborosan, dimana kita menghamburkan uang untuk membeli barang yang tidak terlalu penting. Gaya hidup seperti ini berakibat tidak hanya kepada orang dewasa saja, bahkan remaja saat ini juga ikut terlibat. Mereka membeli barang-barang yang diinginkan, bukan yang dibutuhkan. Pemikiran seperti inilah yang berakibat pemborosan.
Tumbuhnya sikap individualistik masyarakat disebabkan oleh canggihnya teknologi saat ini yang menganggap mereka tidak butuh bantuan orang lain, semua bisa dikerjakan sendiri. Padahal jelas manusia adalah makhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sikap ini berujung pada menghilangnya sikap gotong royong masyarakat. Terbukti dengan masalah pembangunan rumah dimana sekarang buruh/tukang yang mengerjakannya, tidak seperti zaman dahulu dimana masyarakat bergotong royong membantu proses pembangunan rumah yang tidak menghabiskan uang banyak. Juga ketika ada penghuni baru sekitar perumahan yang tidak disambut oleh warga sekitar, karena zaman sekarang masyarakat lebih peduli terhadap kepentingan sendiri bukan kepentingan bersama.
Masuknya budaya Barat yang tidak sesuai untuk ditiru juga salah satu dampak negatif globalisasi. sikap terlalu “bebas” orang Barat terapkan tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Misalnya free sex yang dilakukan anak remaja akibat melihat tayangan luar negri, website porno yang mudah diakses oleh siapapun. Hal ini jelas tidak sesuai dengan perilaku remaja sebagaimana mestinya. Lalu hasil kebudayaan negara sendiri hampir tidak dilestarikan lagi. Anak zaman sekarang cenderung menyukai kebudayaan luar negri seperti menjamurnya K-pop (Korean Pop) di kalangan remaja seiring dengan perkembangan teknologi. Namun untunglah masih banyak anak-anak Indonesia di luar sana yang memiliki pemikiran betapa berharganya budaya Indonesia saat ini. Keaslian, kemurnian budaya Indonesia memang patut dilestarikan agar tidak punah atau dilupakan.
Globalisasi yang terjadi saat ini bergantung kepada diri kita sendiri dengan bagaimana cara menerimanya. Kita haruslah selektif, memilah-milah, jangan asal ‘menelan’ begitu saja perubahan yang terjadi agar kita mendapat dampak positifnya daripada negatifnya. Sungguh disayangkan jika kita mendapat dampak negatif yang berpengaruh terhadap kehidupan kita sehari-hari. Bukan berarti kita harus bersikap acuh tak acuh, tertutup dengan perubahan yang terjadi, jika memiliki pengaruh positif mengapa tidak?!


*Siswa SMA Mutiara Bangsa 2
 
Design by Pocket