WORKSHOP RUMPIN

April 09, 2012

Hari itu, 14 Februari 2012, sebagian besar orang sedang merayakan ‘hari kasih sayang’ (yang sebenarnya bisa kita rayakan setiap hari). Ada pula yang merayakan kelulusan dengan menggelar Yudisium, itu dilakukan teman-teman saya. Lalu, apa yang saya lakukan pada hari yang menjadi momen indah bagi banyak orang itu?

Yap, pada hari itu saya lebih memilih menghadiri Workshop yang merupakan Program Pendampingan Rumah Pintar LPM UNJ. Acara yang bertajuk “Optimalisasi Pengelolaan dan Keswadayaan Rumah Pintar” tersebut diselenggarakan atas kerjasama SIKIB (Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia Bersatu), Dit. Pembinaan Pendidikan Masyarakat Ditjen. PAUDNI Kemendikbud dengan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat UNJ.

Mengapa saya lebih memilih menghadiri acara tersebut daripada merayakan ‘hari kasih sayang’ dengan pacara saya dan menghadiri Yudisium? Pertama, karena saya diundang. Undangan tersebut datang ke lembaga pendidikan tempat saya mengajar, yakni PKBM Negeri 13, Cipinang, Jakarta Timur. Menurut undangan itu, setiap lembaga yang diundang wajib mengirimkan perwakilannya sebanyak 3 orang. Akhirnya, saya dan dua teman saya lainnya yang diutus. Saya langsung mengiyakan ketika ditawari untuk turut serta dalam acara yang diadakan di Aula Gedung Daksinapati, UNJ itu. Pasalnya saya tertarik ketika seorang teman mengatakan bahwa acara itu Workshop tentang pengelolaan PKBM. Saya sangat tertarik dengan segala hal yang berbau pendidikan dan pengelolaan suatu lembaga pendidikan yang berpihak pada masyarakat (terutama masyarakat yang tidak memiliki akses untuk menjangkau pendidikan formal).

Pukul 08.30 WIB saya sampai di Gedung Daksinapati, UNJ. Gedung itu sudah ramai, karena hari itu adalah hari pertama mahasiswa masuk kuliah setelah liburan semester ganjil. Ketika sampai saya tidak langsung masuk karena saya menunggu 2 teman saya. Saya menunggu di teras gedung yang saat itu sedang dibersihkan oleh 2 petugas kebersihan, satu petugas menyapu dan yang lainnya mengepel. Dengan serius mereka melaksanakan tugasnya, tentu saja, karena saat itu mereka sedang diawasi oleh seorang ibu yang tidak lain adalah Pembantu Dekan. Sambil mengamati pekerjaan bawahannya, ia mengomel karena menurutnya lantai (yang sudah disapu berkali-kali) itu masih kotor. Kemudian, dengan sigap 2 pekerja itu membersihkan kembali lantai yang kotor itu (menurut saya sudah cukup bersih untuk ukuran teras yang sering dilalui banyak orang). “Berlebihan sekali…, lobi fakultas saya (FIS) tidak lebih bersih dari lantai teras ini. Dibersihkan sampai kinclong kayak ada orang penting yang mau dateng aja!” pikir saya.

Tidak lama kemudian teman saya datang, lalu kami langsung masuk gedung tersebut dan menuju aula. Di depan aula kami disambut oleh penerima tamu, kami diberi lembar absen yang harus ditandatangani, formulir, nametag, dan semacam goody bag (isinya kalender 2012, buku tulis tengan logo UNJ dan pulpen). Dari luar aula, tak tampak keramaian peserta. Namun, ketika kami masuk, lebih dari setengah kursi yang tersedia sudah diisi oleh para tamu. Setelah kami mendapatkan posisi duduk, kami sedikit berbincang, tak lama kemudian sekotak makanan kecil diberikan pada kami. Dalam rundown tertulis acara dimulai pukul 09.00 WIB, namun ternyata ngaret (hal buruk yang menjadi kebiasaan banyak orang, termasuk saya, hehe). Tidak kurang dari 30 menit kami menunggu acara dimulai sambil menikmati makanan yang diberikan. Makanan kami (ups, mungkin hanya saya) sudah habis, tapi acara tak kunjung dimulai.

Tiba-tiba beberapa wanita berpakaian tidak biasa memasuki ruangan. Sambil berjalan menuju tempat duduk paling depan mereka melempar senyum pada para tamu. Saya mulai penasaran dengan wanita-wanita itu. “Siapa mereka?” tanya dalam hati. Setelah mereka masuk, kemudian disusul oleh Rektor UNJ. Kemudian acara dimulai. “Oh…, jadi daritadi nunggu orang-orang ini,” gumam saya.

Selalu ada pembukaan dalam setiap acara, dan pada umumnya berupa sambutan-sambutan. Setelah acara dibuka oleh Rektor UNJ, langsung diisi oleh materi pertama, yakni tentang Kebijakan dan Strategi Optimalisasi Rumah Pintar (Rumpin), pematerinya adalah isteri seorang menteri, salah satu wanita yang berpakaian tidak biasa itu. Pantas saja, kampus ini bersolek....

Materi yang dijabarkan oleh isteri menteri tersebut lebih banyak berisi profil Rumpin. Bagi saya, ini adalah materi paling membosankan, hmmmm…, mungkin bisa dikatakan promosi keberhasilan salah satu Rumpin di Cikeas. Kenapa saya katakan demikian, karena pemateri berusaha mengesampingkan kegagalan Rumpin di beberapa wilayah, dan lebih cenderung mengumbar keberhasilan Rumpin di Cikeas saja. Meski membosankan, ada beberapa hal yang menarik perhatian saya. Pertama, masih menyangkut hal yang tadi saya utarakan, ketimpangan operasional Rumpin yang satu dengan Rumpin lainnya.

Saat sesi tanya-jawab, beberapa ibu sangat semangat mengacungkan tangan. Kebanyakan dari mereka mengeluhkan tentang operasional Rumpin. Bahkan, saya mencium bau persaingan antar pengurus Rumpin.

Lanjut besok lagi ya.... Masih banyak kerjaan :)
 
Design by Pocket