Pada
hakekatnya pendidikan merupakan sarana penghubung yang mengantarkan peserta
didik menuju pada kesadaran sosial yang lebih tinggi dari sebelum seseorang
mengenyam pendidikan. Namun dalam perjalanannya, pendidikan kerap dijadikan
pemisah peserta didik dari kehidupan sosialnya. Hal ini terjadi karena pendidikan
yang diberikan bukan lagi berbasis akan realitas masyarakat. Akan tetapi lebih
berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar. Sehingga setelah mengenyam
pendidikan, peserta didik tidak peka terhadap realita sosial yang ada di
sekitarnya, justru mereka akan menghilang dari realitas sosial.
Orientasi
pendidikan tampaknya harus dirubah, agar pendidikan dapat memainkan perannya
sebagai motor penggerak mobilitas sosial. Sebab, pendidikan sebagai pembentuk
intelektual peserta didiknya merupakan faktor yang sangat penting dalam
perubahan yang terjadi di masyarakat. Bahkan boleh dikatakan, perubahan dalam
masyarakat tergantung pada pendidikan seperti apa yang dikonsumsi oleh peserta
didik.
Mobilitas
sebagai salah satu indikator bahwa masyarakat kita mengalami kemajuan atau
tidak cukup pantas kiranya dijadikan sebuah orientasi dari pendidikan. Sebab,
tanpa adanya mobilitas sosial masyarakat tidak mungkin untuk mencapai
kesejahteraan. Dari sedikit gambaran di atas, maka makalah ini akan membahas
tentang peranan pendidikan dalam mengupayakan mobilitas sosial.
Peran Pendidikan dalam Pencapaian
Mobilitas Sosial
Mobilitas
sosial dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial
ke kelas sosial lainnya (perubahan status sosial yang dialami oleh individu).
Mobilitas dapat berlangsung dua arah, mobilitas naik dan mobilitas turun.
Sedangkan pendidikan merupakan suatu kekuatan perubahan. Melalui pendidikan
seseorang bisa memiliki kecerdasan intelektual yang terarah serta sikap yang
menjunjung tinggi norma dan nilai yang berlaku. Pendidikan dapat menjadikan
suatu negara mengalami kemajuan pesat. Pendidikan merupakan anak tangga
mobilitas yang penting.
Dengan
pendidikan, seseorang dapat memiliki kesadaran akan status sosialnya, dan
memiliki upaya untuk memperbaiki status sosialnya demi mencapai mobilitas
sosial. Keberhasilan pendidikan mengantarkan seseorang untuk membuka peluang
bagi mobilitas sosial dengan memperoleh pekerjaan yang lebih baik.
Hubungan antara mobilitas sosial
dengan pendidikan:
- Seseorang
dapat memiliki kesadaran akan status sosialnya dan mengalami mobilitas sosial
malalui pendidikan.
- Keberhasilan
pendidikan mengantarkan seseorang untuk membuka peluang bagi mobilitas sosial
dengan memperoleh pekerjaan yang lebih baik.
- Kesejahteraan
sebuah negara dapat ditentukan dengan tingginya mobilitas nasionalnya yang
dilihat dari kualitas pendidikan di negara tersebut.
- Masyarakat
dapat merubah status sosialnya melalui pendidikan.
Kesadaran akan status
sosial dapat dicapai jika seseorang telah mampu meraih pendidikan. Keberhasilan
pendidikan menciptakan manusia yang sadar akan status sosialnya, akan membuka
peluang bagi terciptanya mobilitas sosialnya. Tingginya tingkat mobilitas
sosial dalam masyarakat sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan.
Mewujudkan Mobilitas Sosial Di Indonesia
Pendidikan pada
hakekatnya merupakan tali untuk mengantarkan peserta didik menuju kesadaran
sosial yang lebih tinggi. Namun, pendidikan kerap memisahkan peserta didik dari
kehidupan sosialnya. Hal ini terjadi karena pendidikan yang diberikan bukan
lagi berbasis akan realitas masyarakat. Akan tetapi lebih berorientasi pada
pemenuhan kebutuhan pasar. Sehingga, setelah selesai mengenyam pendidikan
mereka tidak peka terhadap realita sosial, justru mereka akan menghilang dari
realitas sosial.
Pendidikan telah
melenceng dari tujuan awalnya. Kini pendidikan dijadikan lahan bisnis dan
kendaraan politik oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Pendidikan
yang seharusnya mampu menciptakan mobilitas sosial yang merata, justru hanya dijadikan
lahan mengeruk keuntungan bagi orang-orang tertentu, sehingga mobilitas hanya
bisa dicapai bagi mereka yang memiliki kuasa atas modal.
Komersialisasi
pendidikan merupakan salah satu bentuk orientasi pendidikan yang
disalahgunakan. Komersialisasi pendidikan ini mentransformasikan pendidikan
yang seharusnya merupakan hak asasi manusia justru menjadi barang langka.
Pendidikan tidak lagi mudah untuk dicapai semua kalangan. Hal ini akan
menghambat terbentuknya mobilitas sosial. Pendidikan sebagai pemutus rantai
kemiskinan ternyata hanya isapan jempol belaka. Yang terjadi justru pendidikan
dijadikan sebagai jembatan menuju kemiskinan. Lihat saja yang terjadi,
pendidikan hanya dapat dijamah oleh mereka yang memiliki modal. Layaknya barang
dagangan, pendidikan kini harus dibeli, seperti proyek pemerintah yang
baru-baru ini dilanggengkan, BHP. Jika realita yang terjadi seperti ini, mampukah
pendidikan di Indonesia mewujudkan mobilitas sosial?
Padahal, salah satu
rencana pemerintah adalah ingin menekan angka kemiskinan dan mewujudkan
kesejahteraan. Namun, strategi yang dilakukan pemerintah justru menambah angka
kemiskinan. Pemerintah menyadari, salah satu penyebab kemiskinan adalah
kebodohan. Kebodohan disebabkan oleh mutu pendidikan yang rendah. Pendidikan
yang mutunya rendah dan ditambah lagi dengan sulitnya akses untuk mengenyam
pendidikan menjadikan permasalahan kemiskinan semakin pelik dan sulit
dipecahkan.
Kesimpulan
Bukan tanpa sebab bila
kondisi dunia pendidikan di Indonesia amat memprihatinkan. Ada banyak hal yang
membuat pendidikan melenceng semakin jauh dari cita-cita idealnya sebagai
wahana pembebasan dan pemberdayaan. Salah satunya, kecenderungan pendidikan
yang semakin elitis dan tak terjangkau rakyat miskin.
Pendidikan merupakan
suatu kekuatan perubahan. Melalui pendidikan seseorang bisa memiliki kecerdasan
intelektual yang terarah serta sikap yang menjunjung tinggi norma dan nilai
yang berlaku. Pendidikan dapat menjadikan suatu negara mengalami kemajuan
pesat. Pendidikan merupakan anak tangga mobilitas yang penting.
Pendidikan sungguh
sebuah tugas mulia. Tetapi di dunia yang semakin kapitalistik ini, pendidikan
juga terkait dengan kepentingan politik dan ekonomi.
Saran
Pendidikan adalah suatu
jalan yang ditempuh untuk mencapai perubahan sosial yang lebih baik dalam
tatanan masyarakat. Namun, bagaimana pendidikan bisa mencapai mobilitas yang
diharapkan jika orientasi pendidikan berkiblat pada pasar.
Oleh karena itu,
perbaikan orientasi pendidikan sangatlah penting. Orientasi pendidikan harus
kembali pada tujuan pendidikan yang sesungguhnya, bukan berorientasi pada
kepentingan semata. Pendidikan harus melahirkan insan-insan yang peka terhadap
realitas sosial.
Daftar Pustaka
Darmaningtyas. 2005. Pendidikan
Rusak-Rusakan. Yogyakarta : LKiS.
Freire, Paulo. 2003. Pendidikan
Masyarakat Kota. Yogyakarta : LKiS.
2006. Pendidikan, Proyek Peradaban
yang Terbengkalai. Jakarta : Transbook.