Weber
mengaitkan efek pemikiran agama dalam kegiatan ekonomi, hubungan antara
stratifikasi sosial. Kemudian, ia menjelaskan dampak pemikiran agama puritan
(protestan) yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan sistem ekonomi di
Eropa dan Amerika Serikat yang ditopang oleh rasionalitas.
Weber
menunjukkan adanya keterkaitan doktrin agama dengan semangat kapitalisme. Etika
protestan tumbuh subur di Eropa yang dikembangkan oleh seseorang yang bernama Calvin,
saat itu muncul ajaran yang menyatakan seseorang pada intinya sudah ditakdirkan
untuk masuk surga atau neraka, untuk mengetahui apakah ia masuk surga atau
neraka dapat diukur melalui keberhasilan kerjanya di dunia. Ukuran sukses dunia
juga merupakan ukuran bagi sukses di akhirat. Sehingga hal ini mendorong suatu
semangat kerja yang tinggi di kalangan pengikut Calvinis. Ukuran sukses dan
ukuran gagal bagi individu akan dilihat dengan ukuran yang tampak nyata dalam
aktivitas sosial ekonominya.
Rasionalisasi
Weber
memakai konsep rasionalisasi dalam beragam makna dan cakupan. Di sini
rasionalisasi dipakai untuk merujuk dua tipe, yakni rasionalisasi doktrin dan
perilaku hidup. Dua tipe ini dipakai Weber untuk menjelaskan Protestan Asketis,
terutama Calvinis. Pertama, para Calvinis merasionalisasikan doktrinnya untuk mengatasi
problem makna mendasar, yakni akankah mereka diselamatkan ke surga. Tuhan
Calvinis menetapkan predestinasi ganda pada setiap orang, yakni sebagai yang
terpilih atau terkutuk. Para Calvinis mulai meyakinkan diri bahwa mereka
termasuk di antara orang-orang terpilih yang diselamatkan ke surga. Rasionalisasi
doktrin Calvinisme dapat dilihat pada upaya menghilangkan unsur magis dari
dunia modern. Calvinis menunjukkan sikap anti-magis dengan memilih kalkulasi
rasional dalam hidup.
Menurut
Weber, pada prinsipnya seseorang dapat menguasai segala sesuatu melalui
kalkulasi rasional. Inilah yang oleh Weber disebut demagifikasi atau
demistifikasi dunia. Hilangnya elemen magis yang berpuncak pada doktrin dan
perilaku Calvinis ditandai secara teoretis dengan tidak adanya sistem Imamat,
berkurangnya sakramen secara drastis, dan hilangnya sistem perantara yang
memediasi hubungan Calvinis dan Tuhan.
Calvinis
yakin bahwa motivasi moral keagamaan untuk bekerja keras dan menghasilkan uang
adalah benar-benar diberkati Tuhan. Sebaliknya, hidup dengan sikap hura-hura
dinilai berdosa. Karena itu, Calvinis bukanlah tipe orang yang boros dan suka
berpesta-pora. Dan perilaku hidup rasional dalam kerja profesional dan
keseharian, pada gilirannya, menghasilkan kelebihan produksi atas konsumsi.
Inilah asal-mula munculnya spirit kapitalisme rasional modern di Barat. Mereka
memandang akumulasi harta kekayaan sebagai suatu tanda diberkati tuhan.
Konsep Inti
Konsep
inti pemikiran Weber:
- - Keselamatan
yang berorientasi ke dunia ini (this worldly salvation).
- - Keselamatan
yang berorientasi ke dunia sana (other worldly salvation).
Konsep
inti yang dianalis secara sosiologi: keselamatan yang merupakan nilai yang
menjadi orientasi tindakan di satu pihak dan menjadi pendorong di pihak
lainnya. Keselamatan di sini (this worldly) dan di sana (other worldly).
Keselamatan bersifat predestinatif, artinya Tuhan sudah menentukan terlebih
dahulu siapa yang masuk surga atau tidak.