Oleh: Engelrika*
Stratifikasi
sosial bersifat abstrak, yaitu tidak dapat diraba akan tetapi dapat dirasakan
oleh orang-orang sekitar keadaaan suatu stratifikasi tersebut. Stratifikasi Sosial
merupakan pembentukan atau pengelompokan sosial masyarakat secara vertikal (bertingkat). Vertikal yang
dimaksudkan dalam stratifikasi sosial ini adalah pembentukan dan pengelompokan
sosial masyarakat berdasarkan tingkat kekayaan, kekuasaan, wewenang, maupun status sosial
yang tinggi. Hal
ini membuat seseorang yang memiliki status sosial atau jabatan yang tinggi
dapat menjadi tingkatan paling tinggi.
Dalam
Stratifikasi sosial tidak peduli apakah seseorang itu memiliki pengalaman yang
lebih banyak atau sedikit. Bahkan orang yang dianggap tidak memiliki suatu
pengalaman dalam memimpin suatu kelompok masyarakat, dapat dipilih untuk
menjadi pemimpin suatu kelompok masyarakat tersebut. Mengapa? karena sesorang
tersebut memiliki suatu status sosial yang tinggi atau tingkat kekayaan yang
lebih dari anggota masyarakat lainnya. Contoh: Ayah si A adalah orang mampu
yang memiliki tingkat kekayaan yang cukup tinggi. Dengan kekuasaan kekayaan
tersebut, anak
si A dapat menjadi ketua sebuah kelompok masyarakat, dikarenakan kekayaan
dapat mempengaruhi status sosial seseorang.
Stratifikasi
Sosial dapat dikatakan sangat tidak adil. Karena hal ini membuat seseorang yang
memiliki tingkat sosial yang rendah menjadi terpinggirkan dan tidak dihargai.
Seseorang yang memiliki tingkat sosial yang rendah (orang miskin) dapat
meningkatkan status sosialnya dengan melakukan suatu mobilitas atau perubahan.
Contohnya:seorang anak di kelas yang dianggap tidak dapat diharapkan yang
membuatnya di posisi yang rendah.
Lalu
anak tersebut melakukan sebuah mobilitas, dimana ia menjadi rajin belajar dan
menjadi juara kelas. Dengan mobilitas ini pandangan seluruh kelas menjadi
berbeda. Mereka jadi lebih menghargai anak tersebut. Stratifikasi sosial ini
disebut stratifikasi sosial terbuka. Stratifikasi sosial terbuka bersifat
dinamis.Maksud dari bersifat dinamis adalah dengan sekuat tenaga dan usaha
untuk melakukan suatu perubahan untuk menyesuaikan diri dalam sebuah kelompok
sosial.
Tanpa
disadari juga, stratifikasi
sosial seseorang dapat dilihat dari pandangan sekilas. Mereka memandang
seseorang dan menentukan suatu stratifikasi sosial seseorang dengan melihat
dari gaya berpakaian, cara
berbicara, pendidikan, tempat tinggal, dan sebagainya. Contoh: si C berpakaian
sederhana dan biasa saja saat berpesta, sedangkan orang lain memakai gaun
mewah,jas mewah, dan perhiasan. Pandangan orang sekitar akan langsung
menganggap bahwa si C merupakan seseorang yang kurang mampu dan langsung
menempatkan si C dalam suatu stratifikasi sosial yang rendah.
Stratifikasi
sosial adalah struktrur sosial vertikal yang sangat mudah untuk dipandang dan
dibentuk,akan tetapi cukup susah untuk melakukan mobilitas dengan tujuan
merubah status sosial seseorang. Stratifikasi sosial seseorang tidak dapat
bertahan selamanya atau permanen dalam masyarakat. Stratifikasi sosial dapat
bergerak secara naik dan turun. Ketika suatu stratifikasi sosial seorang
menurun dan berada dalam peranan di
bawah
dalam pandangan masyarakat, maka seseorang tersebut harus berusaha bersusah
payah untuk mengambil kembali status sosialnya.
Dalam
suatu stratifikasi sosial selalu
terdapat konflik. Baik itu konflik peran maupun
konflik status. Sebagai peran pemimpin masyarakat haruslah bijaksana dan tidak
membeda-bedakan akan tetapi sebagai peran pemimpin keluarga haruslah menjaga
keluarganya dengan baik dan tidak melantarkan keluarganya. Dalam konflik status
ada dimana seseorang tersebut harus menghadapi orang-orang yang sebelumnya
sangat memuji-muji dia, akan tetapi berbalik menjadi ingin menurunkan status
seseorang tersebut. Bila seorang yang berkedudukan dalam peran yang sudah
tinggi tidak dapat mengatasi hal tersebut,status sosial akan menurun dan secara
otomatis mengubah pandangan masyarakat dan mengelompokan orang itu menjadi
kelompok yang rendah.
Stratifikasi
sosial akan terus berubah-ubah selama adanya perbedaan pandangan dalam
masyarakat. Perbedaan
pandangan ini memunculkan bebepara lapisan sosial. Akan tetapi ada kasus
dimana suatu kelompok sosial sulit melakukan mobilitas karena pandangan
masyarakat yang sudah ada sejak dulu. Walaupun mereka melakukan suatu
mobilitas,mobilitas tersebut hanya terbatas pada mobilitas horizontal saja. Contoh : Kasus di
Amerika yang membedakan antara kulit putih dan hitam. Seberapa pun usaha
orang kulit hitam(negro) melakukan suatu perubahan, tetap saja dianggap
oleh masyarakat bahwa orang kulit hitam tidak dapat disetarakan dengan orang
kulit putih. Kasus
ini merupakan stratifikasi sosial yang bersifat tertutup. Orang kulit hitam
dapat melakukan mobilitas,
tetapi
mobilitas itu hanya terbatas pada mobilitas horizontal. Maksudnya adalah
perubahan itu hanya menyangkut perubahan budaya, pandangan strata, dan kesadaran diri terhadap
kelompok strata sosialnya.
Setiap
orang yang mengingkan suatu kelompok sosial yang tinggi haruslah pintar-pintar
dalam menyesuaikan diri dan dengan cepat melakukan mobilitas. Mereka yang
memiliki kekayaan, kekuasaan, kepintaran akan tetapi tidak dapat menyesuaikan
dirinya dengan kelompok sosialnya, akan membuat dirinya terjatuh dalam kelompok
sosial yang rendah.
Pandangan
stratifikasi sosial bukan hanya terdapat
dalam
satu kelompok sosial. Stratifikasi sosial yang luas mempengaruhi pandangan
kelompok sosial yang lebih dari 2 ataupun banyak. Contoh: D adalah orang yang
paling disegani di daerah Yogyakarta. D memiliki pendidikan paling tinggi dalam
daerah Yogyakarta tersebut. Akan tetapi saat dia ingin berkerja dan merantau ke
kota lain seperti Jakarta, maka ia harus menyesuaikan dirinya. D tidak bisa
secara langsung menyombongkan diri akan pendidikan yang ia dapat atau ia raih. Kenapa?
Karena dalam setiap kelompok sosial memiliki prestige yang berbeda-beda.
Prestige adalah kehormatan atau status. Prestige juga dapat berupa “gengsi”.
Dalam kasus D ,adanya perbedaan Prestige yang lebih tinggi antara Jakarta dan
Yogyakarta. Orang Jakarta akan menganggap bahwa status si D lebih rendah dengan
gaya berbicara, berpakaian, dan tempat tinggal.
Dalam stratifikasi sosial hal pertama yang dilihat dalam suatu kelompok sosial
adalah hal tersebut. Kasus D dikatakan bahwa stratifikasi sosial bersifat
campuran. Maksudnya adalah stratifikasi tersebut tidak harus selalu bersifat
tertutup dan terbuka akan tetapi bisa jadi mengandung 2 sifat tersebut. Sebagai
perumpaan dalam kasus D, dalam kehidupan status sosial nya di Yogyakarta, dia
adalah satu-satunya orang yang disegani karena memiliki pendidikan yang tinggi,
akan tetapi dalam perekonomian, ia merantau ke Jakarta untuk berkerja dan harus
menyesuaikan dirinya dengan kelompok sosial Jakarta agar tidak terjadi suatu
konflik dan tidak memiliki status sosial yang rendah. Karena status sosial
menyangkut suatu perekonomian dalam perkerjaan.
Stratifikasi
sosial dapat terjadi secara otomatis maupun sengaja dibentuk. Stratifikasi sosial
otomatis adalah suatu pengelompokan yang secara otomatis atau terbentuk
sendirinya karena faktor-faktor seseorang sejak lahir. Misalnya: bakat,
kepandaian, jenis
kelamin. Stratifikasi sosial yang sengaja dibentuk adalah stratifikasi yang
dibentuk untuk tujuan bersama dalam pemberian wewenang atau kekuasaan terhadap
seseorang untuk memimpin suatu kelompok masyarakat tersebut. Biasanya terbentuk
dalam organisasi formal. Misalnya: partai
politik, pemerintahan, perusahaan.
Stratifikasi
sosial pada jaman dahulu berbeda dengan
masa sekarang. Pada jaman
dulu stratifikasi sosial dibedakan atas kedudukan seorang anak sejak lahir.
Maksudnya adalah ayah anak tersebut merupakan seorang raja, maka sudah
dipastikan saat anak itu besar maka anak itu yang akan meneruskan kepemimpinan
negara dan menjadi raja. Kedudukan ini disebut ascribed status. Akan tetapi
sejak jaman dahulu
stratifikasi sosial ditentukan oleh kekayaan. Orang yang kaya akan langsung
mendapat tingkat sosial yang tinggi bahkan bisa menjadi tangan kanan sang raja.
Stratifikasi sosial jaman dahulu sangatlah ekstrim. Kalangan bawah sama sekali
tidak dihargai bahkan tidak diberi kesempatan melakukan suatu mobilitas. Dengan
perkembangannya jaman , stratifikasi sosial tetap membedakan pengelompokan melalui
status,pendidikan,kekayaan, kekuasaan seseorang tetapi tidak se-ekstrim dulu.
Untuk kalangan bawah mereka dapat melakukan mobilitas atau pasti dapat
melakukannya dengan usaha dan bersusah payah. Pada jaman sekarang untuk
mendapat pandangan stratifikasi sosial yang tinggi dilakukan mobilitas yang
bertahap. Dimana dari mengejar pendidikan yang tinggi, menjadi memiliki status,
lalu bertingkat lagi memiliki kehormatan, dan kekayaan, serta kekuasaan. Orang
yang dengan berusaha untuk mendapatkan kedudukan adalah unsur stratifikasi
sosial yang disebut achieved status. Banyak sekali orang yang terlibat dalam
stratifikasi sosial dengan kedudukan yang sudah tinggi sangat memiliki prestige
yang sangat tinggi atau dikatakan berlebihan. Dalam hal prestige terdapat 2
bentuk pelapisan sosial dalam masyarakat yaitu subjektif dan objektif.
Pelapisan
yang bersifat subjektif misalnya sekelompok orang karena faktor tertentu
(biasanya status) tidak mau disamakan dengan kelompok lain. Ada juga sekelompok
orang kaya yang risih bergaul dengan orang yang miskin. Maksud pelapisan sosial
yang bersifat subjektif ini adalah pandangan seseorang mengenai dirinya
sendiri. Ia memandang bahwa dirinya sendiri tidak pantas bergaul dengan orang
yang dibawahnya karena ketakutan akan turunnya suatu status sosial atau
kedudukan bila dipandang orang lain sedang bergaul dengan orang yang
dibawahnya.sifat kedua adalah objektif. Misalnya sekelompok orang yang merasa
minder (tidak
pantas) bergaul dengan orang yang kedudukannya lebih tinggi daripada mereka. Maksud objektif disini
adalah bahwa pandangan tersebut memang keadaan sebenarnya yang bukan pandangan
orang lain atau pandangan diri sendiri. Mereka merasa dan sama-sama merasa
bahwa mereka tidak pantas bergaul dengan orang yang berkedudukan lebih tinggi.
Hal ini dikarenakan ketakutan akan perbedaan status sosial. Mereka takut akan
direndahkan dan masih memikirkan harga diri mereka atau prestige bila
direndahkan.Mereka tidak mau harga diri atau status mereka direndahkan. Oleh sebab itu mereka
memilih untuk tidak berinteraksi dengan orang yang berkedudukan lebih tinggi. Sudah
sewajarnya setiap kelompok lebih nyaman untuk berinteraksi dengan anggota
kelompok yang memiliki status yang setara. Tetapi setiap manusia
tidak bisa untuk menetap di kedudukan yang rendah terus menerus. Mereka harus
melakukan perubahan atau mobilitas untuk meningkatkan status mereka untuk lebih
dihargai dan belajar menghargai.
Indonesia
adalah suatu negara yang bagi kita semua paling terlihat perbedaan status
sosial antara satu kelompok dengan yang lain. Dalam peranannya
kelompok sosial yang berkedudukan tinggi seperti partai dan pejabat-pejabat
tinggi masih belum menjalankan peranannya dengan baik. Mereka yang merupakan suatu stratifikasi
sosial masyarakat yang dikategorikan tinggi menjalankan perannya dengan tidak
adil. Sebagai penyampaian suara masyarakat kepada pemimpin negara mereka
berlaku sewenang-wenang dan tidak memperdulikan suara masyarakat. Dengan
perannya sebagai anggota partai atau DPR mereka yang seharusnya menjaga dan
membantu perekonomian negara kenyataanya mengkorupsi uang masyarakat dan uang
negara. Masyarakat yang merupakan suatu stratifikasi sosial yang berkedudukan
lebih rendah tidak dapat berontak dan mengeluarkan suaranya karena
anggota-anggota partai atau DPR tersebut berstatus dan berkedudukan lebih
tinggi. Dengan kekayaan dan kekuasaan mereka bisa mendapat dukungan dengan
mudah dan bertindak sewenang-wenang. Sehingga masyarakat tidak dapat
berkutik.Kelompok sosial yang berkedudukan tinggi seperti DPR ataupun partai
belum memiliki kesadaran diri dalam merubah dirinya untuk lebih
mementingkan masyarakat. Karena status sosial mereka adalah status yang tinggi
dengan kekuasaan dan kekayaan yang tinggi. Mobilitas dalam stratifikasi sosial
dapat dilakukan jika seseorang memiliki kesadaran diri dan berniat untuk
meningkatkan status sosialnya. Biasanya mobilitas terjadi pada orang-orang yang
memiliki status sosial yang rendah atau terjatuh dari status sosial yang tinggi
menjadi status sosial yang rendah karena kesalahan yang ia perbuat. Baik negara
Indonesia maupun negara lain, tanpa status sosial ataupun harga diri manusia
bukanlah segala-galanya. Oleh sebab itu manusia
setiap harinya harus mengasah kemampuan dan melakukan perubahan baru setiap
harinya.
Tanpa
disadari oleh masyarakat terutama masyarakat dengan kedudukan yang rendah,
stratifikasi sosial memberikan banyak manfaat bagi sebuah kelompok masyarakat.
Stratifikasi sosial membuat kesadaran kepada mereka yang berkedudukan rendah untuk
mengubah atau melakukan mobilitas dengan usaha dan susah payah dengan itu ia
bisa menjadi seseorang yang lebih berpengalaman dalam meningkatkan dan
mempertahankan status sosialnya dalam menghadapi berbagai konflik yang akan
terjadi. Selain itu dengan adanya stratifikasi mereka dibuat sadar akan
berartinya suatu status dan harga diri dalam kelompok masyarakat.
Dalam
stratifikasi sosial mereka berkelompok dan belajar untuk menyesuaikan diri
dengan kelompok sosial yang baru sehingga tidak terjadi masalah yang tidak
diinginkan, seperti langsung di pandang dan dikatan berkedudukan karena gaya
bicara dan gaya berpakaian yang tidak sesuai dengan suatu kelompok sosial.
Dengan adanya suatu stratifikasi sosial pun dapat memenuhi kebutuhan satu sama
lain. Mereka yang membutuhkan atau ingin meningkatkan perekeonomian maka dapat
berkerja sama dengan suatu kelompok sosial yang ada di dalamnya. Dengan itu mereka dapat
menstabilkan perekonomian mereka.
Kerja
sama juga meningkatkan status sosial. Akan tetapi dalam kerja sama pun ada
saatnya dimana terjadi perbedaan kepentingan hingga terjadi konflik. Hal ini
memungkinkan salah seorang yang terlibat dalam konflik dapat mempengaruhi orang
lain untuk terlibat dan bersama tidak mendukung salah satu orang yang terlibat
konflik. Ini menyebabkan perubahan stratifikasi sosial serta kedudukan sosial.
Stratifikasi sosial dalam struktur sosial tidak dapat dihilangkan dan tidak
dapat dihindari. Karena manusia merupakan mahluk yang tidak dapat berdiri
sendiri. Akan tetapi mungkin ada saat manusia berkerja secara individu dan ada
saatnya mereka berkerja bersama suatu kelompok sosial. Peningkatan status
sosial dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan interaksi antar anggota
kelompok atau anggota kelompok lainnya. Dengan interaksi yang luas stratifikasi
sosial terhadap seseorang tersebut pun semakin luas.
*Siswa SMA Mutiara Bangsa 2