Oleh:
Antonius Hengky*
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dimiliki
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum (kebutuhan pokok)
yang berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan juga berarti tidak
adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah
kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara.
Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami kemiskinan dari
segi moral dan finansial.
Tingkat
kemiskinan di Indonesia masih cenderung tinggi, meskipun dari tahun ke tahun tingkat
kemiskinan menurun. Negara sedang mengupayakan perluasan lapangan kerja dan
berbagai jaminan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun
bukan berarti jumlah penduduk miskin berkurang begitu saja. Salah satu faktor
yang menyebabkan angka kemiskinan masih tinggi adalah kepadatan penduduk yang
disebabkan oleh penambahan populasi dari masyarakat tingkat menengah dan atas.
Mengukur
indikator kemiskinan memang tidak mudah. Pasalnya, setiap wilayah memiliki
kriteria sendiri tentang kemiskinan. Namun, pada umumnya kemiskinan dapat
dilihat dengan beberapa indikator, seperti ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
konsumsi dasar (pangan, sandang dan papan), tidak adanya akses terhadap
kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan
transportasi), tidak adanya jaminan masa depan (tidak ada investasi untuk
pendidikan dan keluarga), kerentanan terhadap goncangan yang bersifat
individual maupun massa, rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dan
terbatasnya sumber daya alam (SDA), kurangnya apresiasi dalam kegiatan masyarakat,
tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang
berkesinambungan, ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun
mental, ketidakmampuan dan ketergantungan sosial (anak terlantar).
Berangkat
dari indikator di atas, maka Indonesia dapat dimasukan dalam katogori negara
miskin, karena Indonesia memuat semua indikator umum perihal kemiskinan. Namun,
jika ditelisik lebih jauh. Indonesia memiliki berbagai sumber daya yang
melimpah, daya tarik wisata yang indah dan menakjubkan, serta SDM yang cukup
berkualitas, terbukti dalam beberapa kejuaraan tingkat internasional
putra-putri bangsa berhasil memenangkan berbagai penghargaan. Lantas, mengapa
permasalahan kemiskinan di Indonesia belum terselesaikan?
Ada
beberapa hal yang dapat dilihat sebagai penyebab kemiskinan di Indonesia,
antara lain kurangnya pemerataan penduduk, banyak pejabat tinggi pemerintah
yang korupsi, kurangnya tingkat pendidikan masyarakat, menurunnya etos kerja
dan produktivitas masyarakat, biaya kehidupan yang tinggi (terutama di daerah
perkotaan), pembagian subsidi in come
pemerintah yang kurang merata (daerah Kalimantan dan Papua, contohnya BBM subsidi
masih mahal dan sering habis, tetapi tidak ada tindakan dari pemerintah),
adanya bencana alam, keadaan alam yang kurang mendukung (akses yang sulit ke daerah
pedalaman, sehingga pembangunan terhambat), kurangnya SDM (akibat tidak
meratanya pendidikan tadi) dan pengelolaan ekonomi yang buruk.
Dari
semua penyebab di atas, tentu saja ada penyebab utama, yakni SDM yang kurang
berkualitas. Kualitas SDM
merupakan merupakan komponen penting dalam setiap gerak pembangunan. SDM yang
berkualitas dapat mempercepat pembangunan suatu negara. Pembangunan suatu negara
juga di pengaruhi oleh jumlah penduduk nya, jika jumlah penduduknya besar,
apabila tidak diikuti dengan kualitas yang memadai, hanyalah akan menjadi beban
pembangunan.
SDM
di setiap negara dapat diukur melalui Human
Index Development (HDI), faktor
penentu HDI ada 3, yaitu : Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi. Kualitas
penduduk dalam bidang pendidikan sangat penting untuk diketahui, sebab dapat
menggambarkan kemampuan penduduk dalam menguasai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK).
Dari IPTEK inilah setiap masalah dapat dipecahkan, termasuk masalah kemiskinan.
Karena, pengusaan suatu ilmu data menentukan kualitas individu. Dengan ilmu
yang dikuasai seseorang bisa mengelola kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Jadi, jika seseorang tidak dibekali ilmu, maka kemampuan dan kualitasnya
kurang, sehingga tidak bisa mengolah dan mencukupi hidupnya.
Hal tersebut bisa disebabkan oleh
beberapa hal, seperti biaya pendidikan relatif mahal sehingga tidak dapat
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (meskipun sudah ada dana bantuan
operasional sekolah, namun masih banyak sekolah yang melakukan
pemungutan-pemungutan), kesadaran tentang pentingnya pendidikan masih rendah (terutama
di kalangan masyarakat pedesaan yang terpencil, karena seorang anak masih
dianggap sebagai salah satu komoditas atau unit ekonomi keluarga. Selain itu, sarana
dan prasarana pendidikan yang masih belum memadai dan proporsional, serta rendahnya
kualitas guru.
Rendahnya kualitas pendidikan
merupakan masalah yang harus diatasi. Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk
menangani masalah pendidikan, antara lain dengan memperluas kesempatan belajar,
baik melalui jalur pendidikan di sekolah maupun di luar sekolah dengan menyediakan
akses yang mudah dijangkau (biaya murah dan infrastruktur yang memadai).
Menanamkan pandangan bahwa pendidikan penting sebagai jembatan untuk
mengetaskan masalah kemiskinan. Selain itu, pemerintah harus membuat program
untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Selain pendidikan, kesehatan pun
menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan, sebab jika kualitas kesehatan
penduduk rendah tentu akan berpengaruh terhadap tingkat produktivitas. Kondisi
kesehatan penduduk Indonesia masih memprihatinkan, masih banyak program
kesehatan yang belum terselenggarakan. Masalah paling memprihatikan adalah
kekurangan gizi (terutama pada masyarakat miskin) karena tidak dapat memenuhi
kebutuhan pangannya. Beberapa upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, yaitu dengan pemerataan sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan, seperti memperluas jaringan posyandu dan
polindes, meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan, melakukan monitoring melalui peningkatan
partisipasi masyarakat dalam pelaporan hal-hal penting.
Faktor HDI yang terakhir adalah
Ekonomi, SDM merupakan salah satu faktor dalam perubahan perekonomian, dalam
arti bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan berkemampuan serta punya
daya saing. Semakin bagus SDM, maka semakin baik pula tingkat perekonomian
suatu negara. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai persoalan ekonomi, yakni
jumlah kesempatan kerja dan jumlah angkatan kerja tidak seimbang (lapangan
pekerjaan lebih sedikit) dan tingkat pendidikan angkatan kerja Indonesia masih
rendah.
Kedua masalah tersebut menunjukan
bahwa ada kelangkaan lapangan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja
secara nasional dalam berbagai sektor ekonomi, lalu banyak lulusan perguruan
tinggi atau sarjana yang menjadi penganggur karena sempitnya lapangan
pekerjaan. Serta, masyarkat Indonesia lebih percaya pada orang luar negeri (dipandang
lebih berkualitas di banding warga negara sendiri) sehingga perusahaan/sektor industri
lebih banyak mempekerjakan tenaga asing, padahal tidak semua orang luar negri berkualitas
baik dan justru banyak orang dalam negeri yang punya kualitas baik tetapi tidak
diperhatikan atau dipekerjakan.
Bukan saatnya lagi Indonesia
membangun dengan perekonomian dengan kekuatan asing. Tapi sudah seharusnya
Bangsa Indonesia secara benar dan tepat memanfaatkan potensi sumber daya yang
dimiliki dengan SDM yang tinggi sebagai kekuatan dalam membangun perekonomian nasional. Jadi,
usaha-usaha menurunkan tingkat kemiskinan adalah dengan cara memperhatikan atau
meningkatkan SDM masyarakat dalam 3 aspek, yaitu pendidikan, kesehatan dan
ekonomi. Dengan peningkatan SDM, akan menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat
dan juga melancarkan pembangunan negara.
*Siswa SMA Mutiara Bangsa 2