Oleh: Jesslyn
Meliana*
Globalisasi
berasal dari kata “global” yang
berarti universal. Globalisasi adalah proses masuknya unsur-unsur baru yang
menjadi ciri khas setiap individu dan bersifat mendunia ke dalam suatu negara
akibat proses interaksi antarindividu, antarkelompok, maupun antarnegara.
Adanya globalisasi ini membuat setiap negara bahkan dunia menjadi terhubung atau
adanya koneksi. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya globalisasi adalah
kemajuan dalam bidang teknologi, informasi, komunikasi, pendidikkan, transportasi,
adanya keinginan untuk menjadi negara yang lebih maju, meningkatnya hubungan
antarnegara, dan terbentuknya organisasi dunia.
Perkembangan
sangat pesat terlihat dalam teknologi dan informasi saat ini. Ambillah contoh
dari televisi dan komputer saat ini. Televisi sekarang ini dapat dimiliki oleh
masyarakat, berwarna dan memiliki beragam channel
jika didukung dengan pemasangan tv kabel. Channel
yang tersedia saat ini tidak hanya channel nasional saja, channel dari luar negri juga bisa kita
tonton dengan tv kabel. Dari beragamnya channel
yang bisa kita tonton dengan mudahnya, membuat informasi yang kita dapat
semakin banyak baik itu dari dalam negri maupun luar negri. Misalnya ada
channel dari luar negri yang isinya tentang berita. Jika kita menonton berita
itu, kita bisa mendapat informasi tentang keadaan suatu negara, apakah sedang
dalam masalah atau terkena bencana alam. Bandingkan dengan televisi zaman
dahulu yang berwarna hitam putih, channel
yang tersedia hanya channel nasional,
dan tidak setiap orang bisa mempunyai televisi karena harganya yang masih
mahal. Sama halnya juga dengan komputer yang dilengkapi dengan internet. Dengan
mudahnya kita dapat mengakses situs-situs internet dari rumah. Kita tidak perlu
repot-repot pergi ke warnet untuk mencari informasi karena pemasangan internet
tidak memerlukan biaya yang mahal juga tidak memboroskan spasi ruang di rumah
kita.
Seiring dengan
perkembangan zaman, kemajuan dalam bidang komunikasi terlihat seperti beragamnya
handphone murah, gadget canggih dan berbagai jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter yang semakin memudahkan kita dalam berkomunikasi dengan
orang yang berada di negara lain ataupun teman, saudara kita yang tinggal di
luar kota tanpa diganggu oleh jauhnya jarak antara kita dengan orang tersebut. Dari
komunikasi yang terjalin antardaerah dan antarbenua atau antarnegara, kita
mendapat informasi secara tidak langsung mengenai gaya hidup mereka seperti
apa, budaya mereka seperti apa berdasarkan interaksi yang terjadi yang akan
membuat kita ingin mencoba gaya hidup atau budaya mereka. Contohnya, kita
berkenalan dengan orang Jepang melalui Facebook.
Perlahan-lahan, kita tertarik untuk mempelajari bahasa Jepang, membeli pakaian
bergaya ala Jepang yang indah, dan
mencari lagu-lagu Jepang yang bagus untuk diperdengarkan.
Kemajuan dalam
bidang pendidikkan terlihat dari banyaknya bidang studi atau mata pelajaran
yang dapat siswa siswi Indonesia pelajari saat ini yang membuat mereka menambah
pengetahuan. Ada beberapa mata pelajaran yang berasal dari luar negeri lalu
berkembang di Indonesia sehingga anak-anak Indonesia dapat mempelajarinya
seperti contoh pelajaran Sosiologi yang mempelajari ilmu yang mempelajari
tentang masyarakat yang berasal dari Perancis dan mulai berkembang di Indonesia
pada tahun 1950. Sekarang, masyarakat Indonesia bisa mendapat ilmu Sosiologi di
jenjang SMA bahkan bisa dilanjutkan di kuliah jika tertarik untuk mendalaminya.
Adanya kemajuan
dalam bidang transportasi seperti terciptanya pesawat terbang sebagai
transportasi udara dan pelabuhan tempat transportasi air yaitu kapal yang bisa
membuat kita mengunjungi luar negri dengan waktu yang cepat, tidak seperti
zaman dahulu dimana belum ada transportasi yang memadai seperti saat ini yang
membuat kita tidak bisa ke luar negri secara bebas. Dengan kita mengunjungi
luar negri baik itu misalnya hanya ingin berlibur untuk refreshing atau berniat ingin menetap untuk bekerja maka kita
secara perlahan akan beradaptasi dengan keadaan di negri itu seperti gaya
hidupnya. Kita akan mempelajari hal-hal baru yang mungkin tidak ada di dalam
negri kita.
Setiap negara sudah
pasti ingin menyejahterakan rakyatnya dan ingin negaranya menjadi negara maju.
Langkah-langkah yang diambil biasanya dilihat dari kesuksesan negara lain dalam
mengatasi masalah negara. Ambil contoh dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
(Jokowi) mengambil langkah untuk merealisasikan pembangunan monorail dan Mass Rapid Transit (MRT) yang telah lama direncanakan oleh
gubernur-gubernur sebelumnya agar masalah kemacetan di Jakarta bisa dikurangi. MRT atau kereta bawah tanah sudah
dipakai oleh negara maju seperti Jepang, Singapura sebagai alat transportasi
umum mereka. Adanya transportasi kereta bawah tanah ini terbukti mengatasi
kemacetan lalu lintas dalam negara tersebut. Singapura sebagian besar
penduduknya lebih memilih menggunakan transportasi umum daripada dengan
kendaraan pribadi. Dari contoh ini bisa kita simpulkan bahwa kesuksesan negara
lain dalam memajukan negaranya merupakan salah satu faktor globalisasi, dimana
negara-negara yang masih berkembang akan mencoba untuk melakukan hal yang sama.
Hubungan,
kerjasama yang terjalin antarnegara atau lebih juga menjadi salah satu faktor
globalisasi. Dengan adanya kerjasama ini maka hubungan antarnegara bisa menjadi
semakin erat, dan semakin banyak pengaruh budaya luar masuk ke negara tersebut.
Misalnya, Indonesia menjalin hubungan bilateral (kerjasama antar dua negara)
dengan China dalam sector ekonomi dan perdagangan. Indonesia mengekspor barang
ke China, dan Indonesia juga mengimpor barang dari China. Tak jarang
barang-barang produksi China sudah tak asing lagi di mata kita.
Terbentuknya
organisasi dunia seperti Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang menjunjung
tinggi perdamaian dunia memperkuat adanya globalisasi yang terjadi saat ini.
Setiap negara yang memiliki permasalahan akan diusahakan untuk dituntaskan
lewat dukungan negara anggota, atau badan bentukan PBB agar masalah cepat
terselesaikan. Kita ambil contoh dari permasalahan Malaysia yang mengklaim
budaya Indonesia, salah satunya batik. Batik jelas adalah karya murni bangsa
Indonesia. Akibat tidak di hak ciptakan oleh negara, dengan mudahnya Malaysia
bisa mengklaim budaya tersebut. Setelah mengajukan permasalahan tersebut ke
PBB, akhirnya UNESCO atau badan Pendidikkan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan
bentukan PBB meresmikan batik sebagai warisan nasional Indonesia sejak 2
Oktober 2009. Dari hasil itu membuat dunia tahu bahwa batik adalah milik
Indonesia. Dulu sebelum batik diakui secara resmi, banyak masyarakat Indonesia
“malu” untuk memakai batik. Setelah diakui, sekarang sudah banyak orang yang
tidak malu lagi memakai batik karena mereka menyadari betapa berharganya budaya
negara sendiri. Batik merupakan ciri khas Indonesia. Tak jarang batik dipamerkan
di negara lain saat ini seperti Amerika. Disini sudah membuktikan bahwa ada
budaya Indonesia yang masuk ke mancanegara.
Dari segala
faktor diatas, tentu akan ada dampak yang akan diterima setiap negara dari
globalisasi ini. Ada dampak positif maupun negatifnya. Dampak positifnya adalah
kemajuan dari teknologi, informasi, dan ciri khas suatu negara yang semakin
menonjol saat ini. Sekarang, berkomunikasi dengan orang terdekat tidak seribet
zaman dahulu dengan surat yang dibalasnya membutuhkan waktu cukup lama untuk
mendapat balasan. Munculnya berbagai jejaring sosial saat ini yang menawarkan
jasa chatting semakin mempermudah
kita dalam berkomunikasi karena tidak perlu lagi menunggu lama-lama. Menambah
pengetahuan lewat internet juga salah satu efek positifnya, karena kita bisa
memperoleh informasi secara cepat lewat Internet.Tidak hanya belajar dari
sekolah, internet juga bisa menjadi sarana penambah wawasan pelajar-pelajar
Indonesia saat ini.
Kemajuan dari
teknologi memicu sebuah negara untuk bekerja lebih keras lagi dalam menciptakan
atau membangun barang-barang agar mensejahterakan rakyatnya, juga bisa bersaing
dengan pasar internasional. Banyak barang-barang produksi Indonesia diekspor ke
luar negri sehingga devisa negara bisa bertambah. Ini terjadi karena kualitas
barang produksi Indonesia tidak kalah jauh dengan barang produksi negara maju
lainnya. Menciptakan suatu barang yang berguna untuk rakyatnya dengan bantuan
alat-alat canggih saat ini, seperti contoh usaha Jokowi dalam menanggulangi
kemacetan di Jakarta dengan pembangunan MRT
sebagai transportasi kereta bawah tanah dan monorail,
kereta yang beroperasi di jalan layang. Kereta api sebagai transportasi
yang bisa membawa atau menampung banyak orang di Indonesia hanya kereta api
bekas peninggalan penjajahan Belanda. Bantuan dari teknologi yang memadai
dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpotensi, transportasi ini bisa
selesai.
Ciri khas sebuah
negara bisa semakin dikenal di dunia juga merupakan salah dampak positif
globalisasi saat ini misalnya seperti lagu PSY, seorang penyanyi asal Korea
Selatan dengan hits Oppa Gangnam
Style yang sempat meledak di dunia akhir-akhir ini. Teknologi yang cepat dalam
menyebarkan informasi membuat banyak orang semakin mengetahui lagu ini hanya
dari perkataan/omongan orang saja baik itu dari jejaring sosial atau dari
ngobrol biasa yang membuat orang yang tidak tahu-menahu lagu ini timbul rasa
penasaran dan browsing di internet.
Dengan mendunianya lagu ini membuat Korea Selatan semakin dikenal dunia dari
lagu Oppa Gangnam Style ini. Warga negara lain banyak yang mencoba untuk meniru
gerak tarinya yang mirip dengan koboi yang khas. salah satunya Indonesia. Jadi
ada keterkaitannya antara kemajuan teknologi dan informarsi dalam menonjolkan
ciri khas suatu negara.
Dampak negatif
globalisasi yaitu pola hidup konsumtif yang terjadi akibat kemajuan industri
saat ini yang membuat meningkatnya kebutuhan hidup individu. Atau pola hidup
yang cenderung membeli barang untuk dinikmati. Biasanya membeli barang-barang
yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk dirinya tapi tetap dibeli karena
tergiur oleh iklan-iklan produk barang-barang luar negri. Pola hidup konsumtif
tentu akan berujung terhadap pemborosan, dimana kita menghamburkan uang untuk
membeli barang yang tidak terlalu penting. Gaya hidup seperti ini berakibat
tidak hanya kepada orang dewasa saja, bahkan remaja saat ini juga ikut
terlibat. Mereka membeli barang-barang yang diinginkan, bukan yang dibutuhkan.
Pemikiran seperti inilah yang berakibat pemborosan.
Tumbuhnya sikap
individualistik masyarakat disebabkan oleh canggihnya teknologi saat ini yang
menganggap mereka tidak butuh bantuan orang lain, semua bisa dikerjakan sendiri.
Padahal jelas manusia adalah makhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain. Sikap ini berujung pada menghilangnya sikap gotong royong
masyarakat. Terbukti dengan masalah pembangunan rumah dimana sekarang
buruh/tukang yang mengerjakannya, tidak seperti zaman dahulu dimana masyarakat
bergotong royong membantu proses pembangunan rumah yang tidak menghabiskan uang
banyak. Juga ketika ada penghuni baru sekitar perumahan yang tidak disambut
oleh warga sekitar, karena zaman sekarang masyarakat lebih peduli terhadap
kepentingan sendiri bukan kepentingan bersama.
Masuknya budaya
Barat yang tidak sesuai untuk ditiru juga salah satu dampak negatif
globalisasi. sikap terlalu “bebas” orang Barat terapkan tidak sesuai dengan
budaya Indonesia. Misalnya free sex
yang dilakukan anak remaja akibat melihat tayangan luar negri, website porno
yang mudah diakses oleh siapapun. Hal ini jelas tidak sesuai dengan perilaku
remaja sebagaimana mestinya. Lalu hasil kebudayaan negara sendiri hampir tidak
dilestarikan lagi. Anak zaman sekarang cenderung menyukai kebudayaan luar negri
seperti menjamurnya K-pop (Korean Pop) di kalangan remaja seiring
dengan perkembangan teknologi. Namun untunglah masih banyak anak-anak Indonesia
di luar sana yang memiliki pemikiran betapa berharganya budaya Indonesia saat
ini. Keaslian, kemurnian budaya Indonesia memang patut dilestarikan agar tidak
punah atau dilupakan.
Globalisasi yang
terjadi saat ini bergantung kepada diri kita sendiri dengan bagaimana cara
menerimanya. Kita haruslah selektif, memilah-milah, jangan asal ‘menelan’
begitu saja perubahan yang terjadi agar kita mendapat dampak positifnya
daripada negatifnya. Sungguh disayangkan jika kita mendapat dampak negatif yang
berpengaruh terhadap kehidupan kita sehari-hari. Bukan berarti kita harus
bersikap acuh tak acuh, tertutup dengan perubahan yang terjadi, jika memiliki pengaruh
positif mengapa tidak?!
*Siswa SMA
Mutiara Bangsa 2