Dokumentasi Pribadi |
Cinta itu
kebebasan.... (Paulo Coelho)
Novel ini menceritakan
tentang seorang gadis asal Irlandia bernama Brida yang sedang menjalani pilihan
hidupnya. Brida sebagai tokoh sentral dalam cerita ini adalah gadis muda yang
berusaha mencari tahu tentang pasangan jiwa dengan mempelajari ilmu sihir. Brida tertarik pada ilmu sihir, walau sang pacar
menganggapnya aneh, namun ia tidak peduli. Keinginan yang kuat menuntun Brida bertemu dengan dua
guru yang berbeda. Guru pertama seorang pria
yang usianya jauh lebih tua dari Brida dan ia “memangku” ilmu matahari. Ia mengajari
Brida membuka indranya supaya dapat menemukan pasangan jiwa. Yang menjadi pertanyaan saya adalah Brida
sudah memiliki pacar, lantas mengapa ia masih mencari pasangan jiwanya?
Oke, mari kita
menjawab pertanyaan saya di atas. Ternyata, meski memiliki pacar, Brida tidak
mau menyerahkan sepenuh jiwanya. Kenapa? Karena, Brida tidak berani berkomitmen
dengan orang lain, juga dengan dirinya sendiri. Setelah
kekecewaan cinta pertamanya, ia tidak pernah lagi menyerahkan diri sepenuhnya.
Ia takut pada rasa sakit, kehilangan, dan perpisahan. Itulah yang tidak dapat
dihindari sepanjang jalan menuju cinta, dan satu-satunya cara untuk menghindar
adalah dengan memutuskan untuk tidak mengambil jalan itu sama sekali. Supaya tidak
perlu menderita, Brida memilih menolak cinta. Padahal, untuk menemukan pasangan
jiwa ia harus mengambil resiko
kegagalan, kekecewaan, kehilangan arah, tapi tidak pernah berhenti dalam
pencarian menuju cinta.
Pencarian itu
tidak sia-sia, dalam proses mempelajari sihir sesungguhnya Brida sudah sering
bertemu dengan pasangan jiwanya. Siapa? Ya, Si Guru Matahari itu. Namun, Si Guru tidak mau memberi tahu Brida. Ia ingin Brida menemukannya sendiri. Guru
kedua adalah seorang wanita yang ternyata adalah mantan kekasih Si Guru Matahari, dan mereka berbeda aliran. Guru kedua ini memangku ilmu bulan. Guru Bulan
ini merupakan sosok yang tertutup. Ia tidak terlalu suka membuka cerita
hidupnya pada orang lain, termasuk soal hubungannya dengan Si Guru Matahari.
Sepanjang
alurnya, novel ini banyak menceritakan ritual-ritual dalam ilmu sihir dan makna
yang terkandung di dalamnya. Mau tahu ritual apa saja? Hmm, silahkan baca
novelnya, karena saya tidak akan menceritakannya di sini.
Saya sangat kagum dengan
penulis novel ini. Ia memiliki kemampuan luar biasa dalam mengolah sesuatu yang
biasa menjadi sangat istimewa dan berkesan. Seperti soal ‘cinta’, siapa yang
tidak tahu tentang itu? Saya yakin siapapun tahu dan cenderung mengaitkan hal
itu dengan urusan duniawi. Namun, Coelho mengubah ‘cinta’ menjadi sesuatu yang
sakral, lebih dari sekedar emosi.
“Cinta adalah satu-satunya jembatan antara yang
kasatmata dengan tak kasatmata yang diketahui semua orang. Itu satu-satunya bahasa
efektif untuk menerjemahkan pelajaran-pelajaran yang diberikan semesta kepada
manusia setiap hari.”
Hmmm..., bagaimana
kelanjutan kisah Brida dengan Si Pasangan Jiwa? Pada akhirnya Brida mengetahui
siapa pasangan jiwanya. Ia ingin hidup dengan lelaki yang selama ini ia cari,
meskipun ia belum sepenuhnya tahu “bagaimana” cintanya dengan pria itu, yang ia
tahu pria itulah pasangan jiwanya dan mereka saling mencintai. Apakah pada
akhirnya mereka bersama? Tidak. Karena Si Pasangan Jiwa telah merelakan Brida
untuk lelaki lain yang setia menunggu gadis Irlandia itu, pacar Brida.
Setelah menyelam ke dalam
kisah ini, saya mengerti bahwa petualangan dalam hidup tidak hanya menyoal
tujuan, tetapi pengetahuan dan kebijaksanaan yang kita dapat, karena hidup
adalah belajar bagaimana cara menemukan cinta dari keduanya. Novel ini bukan
untuk mereka yang merindukan cerita cinta picisan. Brida saya rekomendasikan bagi
mereka yang mau menerjunkan diri ke tempat asing dan percaya bahwa alam semesta
akan bersekongkol menuntun kita untuk menemukan apa yang kita cari.
"Tak ada satu hal pun di dunia yang bisa sepenuhnya
salah. Bahkan, jam mati pun menunjukkan
waktu yang tepat dua kali sehari."