Apa yang tidak
terlihat mata, tak akan pernah ditangisi oleh hati....
Si
anjing liar dengan keberanian dan kekuatannya, si rusa betina dengan
kelembutan, intuisi, dan keanggunannya. Pemburu dan buruan bertemu dan saling
jatuh cinta. Sesuai hukum-hukum alam, yang satu seharusnya menghancurkan yang
lain, tapi dalam cinta tidak ada baik atau buruk, tidak ada pembuatan atau
penghancuran, yang ada haanyalah gerakan. Dan cinta mengubah hukum-hukum alam.
Di
padang-padang tempatku dilahirkan, anjing liar dilihat sebagai makhluk feminin.
Sensitif, pandai berburu karena telah mengasah nalurinya, tapi juga hati-hati.
Dia tidak menggunakan kekuatan semata-mata, tapi juga strategi. Berani,
hati-hati, cepat. Dia bisa berubah dalam sedetik dari keadaan santai ke keadaan
siap menerkam mangsa.
Sedangkan
rusa betina memiliki atribut lelaki dalam hal kecepatan dan pengenalan bumi.
Mereka berdua berjalan bersama di dunia simbolis mereka, dua makhluk berbeda
yang telah saling menemukan, dan kerena mereka telah mengatasi sifat-sifat
alami mereka dan penghalang-penghalang mereka, mereka membuatnya menjadi
mungkin. Dari dua naluri yang berbeda lahirlah cinta. Dalam kontradiksi, cinta
semakin kuat. Dalam konfrontasi dan transformasi, cinta bisa bertahan.
***
“Haruskah
selalu kuceritakan mitos Mongolia itu, biar kau tak meremehkan aku,
biar kalian tau bagaimana cinta tanpa harus ‘memperbudak’ atas nama agama?!”