Musik dan Identitas

Oktober 12, 2012


Musik merupakan sesuatu yang sangat disukai oleh kebanyakan orang. Pasalnya, musik senantiasa menemani kegiatan manusia, begitu juga dengan perkembangan teknologi rekaman dan alat-alat yang canggih menyebabkan semua orang dapat lebih mudah menikmati musik. Musik merupakan perilaku sosial yang komplek dan universal, di dalamnya memuat banyak ungkapan gagasan dan ide.
Musik tidak hanya dipandang menjadi sebuah sarana hiburan dan rekreasi, lebih dari itu musik memiliki peran tersendiri dalam sebuah pendidikan, seperti dalam proses komunikasi menyuarakan pesan maupun kritik terhadap suatu hal dengan gaya bahasa yang dimiliki oleh musisi. Melalui musik, orang dapat menjelaskan maksud hati atau pengalaman jiwanya, selain itu musik juga dapat memengaruhi orang untuk menikmatinya. Dengan liriknya, musik dapat membawa suasana hati, baik dalam perasaan sedih maupun bahagia, bahkan dapat menimbulkan rasa puas.

Konsumsi untuk Mereproduksi

Oktober 10, 2012

Prom Night menjadi acara yang sangat penting bagi remaja, karena inilah malam terakhir mereka sebagai pelajar dan inilah terakhir kalinya mereka dapat berkumpul bersama dalam sebuah ruangan. Setelah menempuh beberapa tahun bersama tentunya akan menyedihkan jika berpisah tanpa adanya sebuah acara. Itulah satu dari banyak alasan bagi para remaja untuk menghadiri Prom Night. Sayangnya, acara perpisahan semacam ini lebih menonjolkan sisi konsumsi. Kegairahan konsumsi tidak begitu saja muncul, menurut pengamatan penulis, konsumsi muncul melalui proses adaptasi cara belajar menuju aktivitas konsumsi atau pengembangan suatu gaya hidup.
Proses Pembelajaran Konsumsi


Prom Night, Sebuah Ruang Eksistensi Remaja

Pendidikan di Indonesia lebih condong pada aspek kognitif yang hanya berfokus pada transfer of knowledge, tetapi tidak mampu mengembangkan potensi individu secara keseluruhan. Paulo Freire menekankan bahwa pendidikan merupakan proses pembebasan, dan pendidikan adalah sebuah proses membangkitkan kesadaran kritis. Maka, pendidikan yang sesungguhnya harus mampu mengembangkan potensi kemanusiaan yang ada dalam diri individu. Jadi, pendidikan tidak hanya persoalan transfer of knowledge, tetapi meliputi transfer of skill dan transfer of value.
Namun pada kenyataannya, pendidikan di Indonesia sangat jauh dari hal tersebut. Selama ini, pendidikan lebih condong untuk mengejar target formalitas. Sehingga mengabaikan tujuan utama pendidikan, yakni pembentukan watak dan kepribadian positif pada diri individu. Pendidikan di negara ini hanya terfokus terhadap simbol-simbol semata, seperti nilai pada rapor, indeks prestasi dan sebagainya. Tingkat keberhasilan belajar hanya diukur berdasarkan penilaian hasil belajar secara berkelanjutan melalui ulangan atau ujian dan tugas. Padahal, penilaian tersebut hanya mencerminkan satu aspek saja, yakni kognitif.

Budaya Pop dan Prom Night


Budaya Barat jelas mengesankan bagi masyarakat Indonesia, ini terbukti dari peniruan-peniruan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap gaya hidup, tata nilai, dan bahkan pemikiran-pemikiran Barat. Meski terjadi usaha resistensi dan perimbangan terhadap fenomena ini, namun imbalan-imbalan sesaat budaya kosmopolis Barat terlalu memesona untuk disingkirkan. Sebenarnya, pesona Barat sudah bergaung sejak zaman kolonialisme Belanda. Namun, objek keterpesonaan masyarakat tidak pada “fisik”, pesona Barat saat itu terletak pada kebebasan dan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini jelas terlihat perbedaan antara pesona Barat di zaman kolonial dengan pesona Barat kontemporer. Saat ini, hal-hal yang berbau Barat (makanan, fashion, arsitektur, musik, film dan sebagainya) telah menjadi kiblat. Sejalan dengan itu, media turut memperbesar gairah masyarakat untuk menjadi bagian dari pemuja Barat.

Reproduksi Prom Night


Prom Night merupakan salah satu acara formal dalam kehidupan remaja yang terus direproduksi. Reproduksi ini tidak terlepas dari kepentingan masing-masing agen. Dalam hal ini, peran media menjadi sangat penting, karena medialah yang memperkenalkan Prom Night pada remaja dan membawanya masuk ke dalam sekolah.

Reproduksi Prom Night

Prom Night dan Film


Seolah menjadi kewajiban, sebagian besar siswa SMA rutin menyelenggarakan Prom Night. Bagi mereka, Prom Night merupakan bagian dari budaya, sehingga mereka merasa wajib untuk menyelenggarakannya, meski demikian, di mata mereka acara tersebut hanyalah acara perpisahan biasa yang dikemas dengan konsep mewah.
Pentingnya Prom Night bagi remaja juga tergambar dalam film berjudul Prom yang disutradarai oleh Joe Nussbaum. Film ini menceritakan tentang sebuah malam yang menyatukan segala jenis karakter siswa dari yang cantik, tampan, populer, pemalu, atlet, bahkan yang freak sekalipun, itulah Prom Night. Cerita berawal dari perjuangan seorang gadis yang menjabat sebagai Ketua Panitia Prom, bernama Nova, dalam mempersiapkan ulang acara Prom karena semua dekorasi Prom terbakar di gudang sekolah.

Konsep Pendidikan Paulo Freire

Oktober 09, 2012


Pendidikan merupakan usaha untuk membebaskan manusia, sedangkan pendidikan menurut Paulo Freire merupakan usaha untuk mengembalikan fungsi pendidikan sebagai alat yang membebaskan manusia dari berbagai bentuk penindasan dan ketertindasan, atau bisa disebut dengan usaha untuk "memanusiakan manusia" (humanisasi). Dengan menggunakan pendekatan humanis, ia membangun konsep pendidikannya mulai dari konsep manusia sebagai subyek aktif. Manusia adalah makhluk praksis, yakni makhluk yang dapat beraksi dan berefleksi dengan menggunakan pikirannya.
Pendidikan dengan pendekatan kemanusiaan sering diidentikan dengan pembebasan, yakni pembebasan dari hal-hal yang tidak manusiawi. Jadi, untuk mewujudkan pendidikan yang memanusiakan manusia dibutuhkan suatu pendidikan yang membebaskan dari unsur dehumanisasi. Dehumanisasi tersebut bukan hanya menandai seseorang yang kemanusiannya telah dirampas, melainkan (dalam cara yang berlainan) menandai pihak yang telah merampas kemanusiaan itu, dan merupakan pembengkokkan cita-cita untuk menjadi manusia yang lebih utuh.

Pierre Bourdieu: Arena Reproduksi Kultural


Untuk memahami arena produksi kultural, peneliti merasa perlu untuk mengamati struktur arena, di mana letak posisi-posisi yang diduduki oleh para agen yaitu sekolah, siswa dan orang tua juga yang diduduki oleh kekuatan-kekuatan yang menentukan konsekrasi dan legitimasi yang membuat produk budaya itu sah menjadi suatu produk budaya, juga analisis posisi-posisi di dalam arena kekuasaan yang lebih luas. Secara menyeluruh merupakan kesatuan kondisi sosial yang meliputi produksi, sirkulasi dan konsumsi barang-barang simbolik.
Dalam upaya mencari relasi antara struktur obyektif yaitu kebudayaan[1] dan agen yaitu individu, Pierre Bourdieu memproposisikan sebuah teori bagi analisis dialektik kehidupan praksis.[2] Dua alat konseptual yang digunakan oleh Bourdieu adalah habitus dan arena yang ditopang oleh konsep tentang kekuatan simbolik, strategi dan perjuangan untuk mencapai kekuasaan simbolik dan material melalui beragam kapital yaitu ekonomi, budaya dan simbolik. Formula yang menurut Pierre Bourdieu non-linier menggantikan relasi yang sederhana antara individu dan struktur dengan relasi-relasi yang dikonstruksikan antara habitus dan arena hingga tercapai: (Habitus x Kapital) + Arena = Praksis.

Gaya Hidup


Bila membahas mengenai masyarakat perkotaan tidak bisa terlepas dari media massa, teknologi, dan segala sesuatu yang kebarat-baratan, yang menjadi tren gaya hidup modern. Masyarakat perkotaan adalah masyarakat yang pluralistik, sehingga penduduknya dapat dikelompokkan dalam berbagai strata. Setiap strata, hingga batas tertentu, terdiri dari sejumlah individu yang memiliki sikap, pola tindakan dan gaya hidup yang sama. A.B. Susanto menyatakan bahwa “media massa berpengaruh besar terhadap gaya hidup masyarakat perkotaan masa kini, karena media massa turut menentukan tren, dengan menampilkan trend setters maupun menampilkan unsur-unsur gaya hidup yang sedang ngetren.[1]
Pada umumnya gaya hidup diartikan sebagai karakteristik seseorang yang berkaitan dengan pola penggunaan waktu, uang, ruang, dan objek-objek yang berkaitan dengan semuanya. Misalnya cara berbicara, cara makan, cara berpakaian, kebiasaan di kantor, kebiasaan berbelanja, kebiasaan di rumah, pilihan teman, hiburan, tata rambut, restoran dan sebagainya.

Kemiskinan yang Terjadi di Indonesia

Oktober 06, 2012


With Cudith, Erick, Elsheren, Melisa dan Richard 



Kemiskinan di Indonesia bukanlah hal yang lazim lagi di bicarakan. Kemiskinan di sebuah negara itu sudah mutlak, dan harus segera diselesaikan. Namun, bagaimana cara menyelesaikan kemiskinan itu dengan tuntas? Apakah ada cara yang singkat untuk memberantas kemiskinan itu sendiri? Jawaban dari pertanyaan itu hanyalah bisa di jawab oleh pemerintah sendiri. Kemiskinan memiliki beberapa aspek. Berikut adalah aspek aspek yang menyebabkan kemiskinan di Indonesia:

Fashion ala Prom Night

Oktober 04, 2012


Prom Night biasanya diadakan sebagai hadiah bagi para siswa yang sudah menyelesaikan tiga tahun masa sekolah, baik SMP ataupun SMA. Acara ini menjadi kesempatan terakhir para siswa untuk tampil berbeda di hadapan teman sekolah. Untuk itu, mereka yang hadir akan tampil semenawan mungkin. Mencari model pakaian, rambut, make up dan aksesoris untuk Prom Night selalu jadi kesibukan tersendiri bagi para siswa yang ingin tampil sempurna, terutama bagi perempuan. Biasanya mereka akan berdandan sesuai dengan fashion yang sedang tren.

Sekilas Tentang Prom Night (2)


Foto: Dokumentasi Pribadi


Selesai UN tidak sedikit sekolah yang mengadakan acara perpisahan. Acara ini merupakan momen yang paling ditunggu para siswa, apalagi kalau lulus SMA. Acara tersebut bertujuan untuk melepas siswa kelas XII yang selama tiga tahun mengikuti kegiatan pendidikan. Selain itu, acara perpisahan sekolah merupakan ajang mengenang kembali kegiatan ketika masih SMA sekaligus menambah keakraban sesama kawan sekolah.
Perpisahan sekolah biasanya diselenggarakan dalam bentuk pesta. Sampai saat ini pesta perpisahan sekolah masih sering dilakukan, bahkan menjadi hal yang wajib bagi setiap sekolah. Acara ini menjadi spesial karena di dalamnya semua warga sekolah berkumpul untuk merayakan kelulusan sekaligus perpisahan.

Sekolah (?)

Oktober 02, 2012


Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada manusia yang tidak menggunakan pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas hidup. Pendidikan dibutuhkan demi menunjang peran individu di masa mendatang. Upaya pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa memiliki hubungan yang signifikan dengan kemajuan bangsa tersebut di masa mendatang.
Dengan demikian, pendidikan dapat dikatakan sebagai sarana terbaik untuk menciptakan suatu generasi yang berkualitas. Untuk dapat mewujudkan pendidikan dan masa depan yang diinginkan, tidak sedikit orang tua yang memasukkan anaknya ke institusi pendidikan, yakni sekolah. Sebagian besar orang menganggap bahwa sekolah merupakan institusi yang paling tepat untuk meningkatkan kualitas hidup.

Sekilas tentang Prom Night (1)

Foto: Kompas

Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan selalu berkembang dan selalu dihadapkan pada perubahan zaman. Untuk itu, mau tak mau pendidikan harus didesain mengikuti irama perubahan tersebut supaya tidak tertinggal dengan lajunya perkembangan zaman itu sendiri. Namun, usaha tersebut seringkali disalahartikan. Kini kebanyakan sekolah mewujudkan usaha tersebut dengan cara mengikuti permintaan siswa, seolah sekolah merupakan swalayan yang menyediakan apapun yang siswa inginkan.
 
Design by Pocket